Senin, 12 November 2012

Sahabat-sahabat Rasulullah SAW

Ammar bin Yasir ra 
Ia adalah putra dari Yasir bin `Amir dan Sumaiyyah binti Khoyyah, seorang budak Hudzaifah. Bertiga mereka termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam. Sebagaimana pemeluk Islam yang mula-mula lainnya, mereka tidak luput dari siksa kaum kafir Quraisy. Yang ditugaskan menyiksa keluarga Yasir ini, ialah Bani (keluarga) Makhzum. Keteguhan iman mereka tidak tergoyahkan oleh beragam siksaan yang amat dahsyat. Sedemikian berat siksa yang mereka terima, sampai Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Sabarlah wahai keluarga Yasir, tempat yang telah dijanjikan bagi kalian, adalah surga."

Siksa yang paling berat adalah yang diterima oleh Ammar bin Yasir. Ia pernah dicambuk, dipanggang, dan ditenggelamkan dalam air sampai pingsan. Sekalipun demikian imannya tidak pernah pudar. Bahkan keyakinannya kepada Allah SWT dan Rosulullah saw semakin membaja. Setelah dibebaskan, Ammar bin Yasir benar-benar mengabdikan dirinya kepada Allah SWT sepenuhnya. Maka jadilah seorang sahabat yang sangat disayangi oleh Rasulullah saw. 

 Khubaib bin `Adi ra

Ia seorang pemuka Anshor yang terkenal berjiwa bersih, terbuka, dan beriman teguh. Lebih dari itu, menurut Hassanbin Tsabit, ia seorang yang lapang dada namun tegas dan keras. Khubaib bin ’Adi tercatat sebagai salah seorang pahlawan dalam Perang Badar karena berhasil membunuh seeorang pemimpin kaum kafir Quraisy bernama Harits bin ’Amir bin Naufal. Usai perang, ia bersama sembilan sahabat lainnya diperintahkan oleh Muhammad Rosulullah saw pergi ke Mekah, mencari informasi persiapan apa yang dilakukan kaum kafir Quraisy untuk menebus kekalahan mereka dalam Perang Badar. Di tengah perjalanan mereka diserang Suku Bani Hayan. Delapan sahabat syahid terpanah, sedangkan Khubaib dan Zaid bin Ditsinnah tertangkap dan dibawa ke Mekah.

Tertangkapnya Khubaib merupakan berita gembira bagi anak-anak Harits bin Amir bin Naufal. Mereka kemudian membeli Khubaib bin Adi guna melampiaskan dendam atas kematian ayah mereka. Selanjutnya Khubaib dikurung dalam keadaan terikat pada sebuah tiang besi, sementara anak-anak Harits bin Amir bin Naufal masih mencari bentuk penyiksaan untuknya. Menghadapi kenyataan ini, Khubaib menyerahkan hidup dan matinya kepada Allah SWT dengan senantiasa berdzikir dan berdoa kepada-Nya. Dan Allah menyayangi or­ang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Ini terbukti dari sebuah keajaiban yang dialami oleh Khubaib.

Suatu waktu seorang putri Harits bin Amir menengok Khubaib di penjaranya. Ia terkejut ketika melihat Khubaib menggenggam setangkai anggur besar nan segar, sambil memakannya. Putri Harits itu segera memanggil orang-orang Mekah di sekitarnya. Lalu berkata: "Padahal di Mekah tidak ada sebiji anggur pun. Saya yakin itu rezeki dari Allah yang diberikan kepada Khubaib."

Sekalipun demikian, kesadaran orang-orang kafir Quraisy tidak tergugah untuk memeluk Islam. Mereka berusaha keras membujuk Khubaib agar mengingkari Rosulullah saw. Dan setelah usaha mereka mengkafirkan Khubaib gagal, anak-anak Harits bin Amir bin Naufal mengikat Khubaib di tiang salib dan menyiksanya hingga wafat. Ialah satu-satunya sahabat yang syahid di tiang salib.

Sebelum menghembuskan nafas yang terakhir, Khubaib sempat memohon kepada Allah agar memberitahukan nasibnya kepada Rosulullah saw. Allah SWT mengabulkan permohonannya. Rosulullah saw. yang ketika itu berada di Madinah diliputi perasaan kuat yang memberitahu beliau bahwa sembilan utusannya yang pergi ke Mekah menghadapi bahaya dan terbayang oleh beliau tubuh seorang di antara mereka tergantung di angkasa. Maka beliau memerintahkan Miqdadbin Amar bin Zubair bin Awwan agar segera pergi ke Mekah. Atas petunjuk Allah pula mereka berdua menemukan tempat penyaliban Khubaib, lantas mengurus jenazahnya.

Mush`ab bin Umair ra
Ia adalah pemuda Quraisy yang tampan, cerdas, berahlak mulia dan terpandang. Ia menyatakan diri memeluk Islam setelah merasakan kebenaran ajaran yang disampaikan oleh Muhammad Rosulullah saw pada setiap pertemuan di rumah Arqom bin Abil Arqom di Bukit Shofa. Perjalanan keimanannya dipenuhi dengan cobaan yang tidak ringan. Ia pernah dikurung di tempat terpencil oleh ibunya, Khunas binti Malik, seorang pemuka Quraisy. Lebih dari itu ia tidak lagi diberi tunjangan sandang pangan yang menjadi haknya sebagai anak.

Betapapun pahit penderitaan yang dialaminya, Mush`ab tidak sudi kembali ke agama berhala. Baginya, kebenaran dalam aqidah lebih dari segalanya. Karenanya, ia yang biasa hidup dalam gelimang kemewahan, rela menderita demi kebenaran ajaran Islam. Berkat kepribadiannya yang menawan, Mush`ab dipercaya Nabi saw. menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk Kota Madinah. Amanat tersebut dapat dilaksanakan oleh Mush`ab dengan sukses, sekalipun ia sering menghadapi rintangan yang membahayakan. Dan ia menyempurnakan keharuman namanya dalam Perang Uhud, gugur sebagai syuhada.

Zaid bin Tsabit ra
Ia adalah seorang Anshor yang sangat cerdas. Ia menyatakan diri memeluk Islam pada usia sebelas tahun, bersama keluarganya ketika Muhammad Rosulullah saw berhijrah ke Madinah.

Sejak memeluk Islam, sekalipun masih anak-anak Zaid telah mendarmabaktikan dirinya kepada Allah SWT dan Rosul-Nya. Oleh karena itu ia memohon kepada Rosulullah saw. agar diikutsertakan memperkuat barisan tentara muslim dalam Perang Badar. Keinginannya tersebut ditolak secara halus, mengingat usianya yang masih belia. Pada waktu Perang Uhud pun, ia memohon agar diikutsertakan berjuang, sekali lagi Rosulullah saw. menolaknya. Baru pada waktu kaum muslimin menghadapi kaum kafir Quraisy dalam Perang Khondaq ia diikutsertakan.

Dalam perjalanan keimanannya, Zaid tumbuh menjadi seorang ilmuwan yang banyak memiliki kelebihan. Ialah yang menuliskan wahyu untuk Rosulullah saw. dan terus-menerus menghafalkannya. Kemudian ketika Rosulullah saw. menyiarkan dakwahnya ke luar wilayah tanah Arab, dengan cara mengirimkan surat kepada raja-raja dan kaisar-kaisar, maka Zaid yang diperintahkan mempelajari bahasa asing, dan ia berhasil melaksanakannya dengan baik. Penguasaannya terhadap wahyu- wahyu Allah, dikemudian hari, menjadikannya sebagai orang kepercayaan Kholifah Abu Bakar ra. untuk menghimpun ayat- ayat Al-Qur’an seperti yang kita baca sekarang.
 
SAHABAT MUHAMMAD ROSULULLAH SAW.

Jumlah sahabat Muhammad Rosulullah saw. yang setia dan berjasa bagi tegaknya Islam sangat banyak. Sepuluh orang di antara mereka yang cukup menonjol sebagai berikut:

1. Abdullah bin Mas’ud.ra.

Anak dari Ummu Abdin ini semula budak milik Uqbahbin Mu’aith. Perkenalannya dengan Rosulullah saw sangat unik. Abdullah bin Mas’ud mengisahkan bahwa ketika itu ia masih remaja, menggembalakan kambing kepunyaan ’Uqbah bin Mu’aith. Lalu datanglah Nabi saw. bersama Abu Bakar. Beliau bertanya. "Hai nak, apakah engkau mempunyai susu untuk kami minum?" Abdullah bin Mas’ud katakan, "Aku orang kepercayaan. Tidak mungkin memberi minum anda berdua."

Nabi saw. bertanya: "Apakah kamu punya kambing betina, yang belum dikawini oleh yang jantan?" Abdullah bin Mas’ud katakan: "Ada". Kemudian ia membawa kambing yang dimaksud kepada mereka. Kambing itu diikat kakinya oleh Nabi, lalu disapu susunya sambil memohon kepada Allah. Seketika itu menggelembung dan berair banyak. Lantas Abu Bakar mengambilkan batu cembung yang digunakan Nabi menampung perahan susu. Abu Bakar dan Abdullah bin Mas’ud turut meminumnya. Setelah itu Nabi memerintahkan kepada susu kambing, "Kempislah." Maka susu itu menjadi kempis.


Setelah peristiwa itu Abdullah bin Mas’ud datang menjumpai Nabi, dan memohon, "Ajarkanlah kepadaku kata-kata tersebut." Nabi saw mengatakan, "Engkau akan menjadi seorang anak yang terpelajar.

Apa yang disabdakan Nabi saw. tersebut, di kemudian hari menjadi kenyataan. Dalam perjalanan keimanannya, Abdullah bin Mas’ud tampil sebagai salah seorang tokoh Islam. Ialah pengumandang Al-Qur’an pertama kali dengan suara merdu. Sedemikian merdu dan bagus bacaannya, sampai Muhammad Rosulullah saw. menitikkan air mata mendengarnya. Karena kesalehan, ketakwaan, serta kehebatannya dalam ilmu Al-Qur’an dan Fiqih, ia menjadi sahabat tersayang Rosulullah saw. sampai mendapat izin bebas keluar masuk rumah beliau.

Mu`adz bin Jabal ra
Ia adalah seorang pemuda Anshor yang tampan, pendiam, dan berahlak mulia. Selain itu ia terkenal cerdas, cermat, dan berani mengemukakan pendapat.

Mu`adz berbai`at kepada Muhammad Rosulullah saw. pada perjanjian Aqobah kedua, hingga termasuk golongan pertama yang memeluk Islam (Assabiqunal Awwalun). Keluasan penge­tahuan Mu`adz membuatnya termasyhur sebagai cendekiawan muslim. Dan keahliaannya dalam ilmu fiqh, mendapat pujian dari Rosulullah saw. sebagai orang yang paling tahu tentang yang halal dan yang haram di antara umatnya.

Mu`adz menguasai hukum-hukum Islam sejak masih muda, Hal itu bisa disimak dari penuturan Abu Muslim Khoulani. "Saya masuk ke masjid Hamzah. Saya dapati sekelompok orang tua sedang duduk, dan di tengah-tengah mereka duduk seorang pemuda yang berkilat giginya. Anak muda itu hanya terdiam Namun jika orang-orang tua itu ragu mengenai suatu masalah mereka berpaling dan bertanya kepada anak muda tersebut Kepada seorang teman akrab, saya bertanya. "Siapakah anak muda itu?" Temanku menjawab. "Itulah Mu`adz bin Jabal. Seketika dalam hatiku tumbuh perasaan suka dan sayang kepadanya.

Kholid Ibnul Walid ra.
Semula ia seorang kafir yang sangat menentang kehadiran ajaran Islam. Sikap tersebut dilampiaskannya dalam Perang Uhud, ia menjelma sebagai pembunuh yang kejam, dan sempat menggetarkan hati orang-orang beriman. Namun setelah memeluk Islam ia menjadi ujung tombak pasukan muslim yang sangat diperhitungkan lawan.

Kholid Ibnul Walid memeluk Islam atas kesadarannya sendiri, setelah merenungkan bahwa ajaran yang dibawa Rosulullah saw. semakin nyata kebenarannya. Lalu ia mengajak Utsman bin Tholhah menghadap Rosullullah saw. di Madinah Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan ’Amr bin Ash, akhirnya mereka bertiga ke Madinah. Kholid menyatakan keislamannya langsung di hadapan Rasulullah saw. "Aku berbai’at kepada engkau, ya Rosulullah. Mohon Engkau memintakan ampun untukku atas segala kekejamanku di masa lalu yang menghalangi jalan menuju Allah." Muhammad Rosulullah saw. menerangkan, "Sesungguhnya keislaman itu telah menghapuskan segala perbuatan yang lampau." Kholid masih belum puas, "Sekalipun demikian ya Rosulullah..." Seketika Nabi saw. berdoa, "Ya Allah, aku mohon engkau ampuni dosa Kholid Ibnul Walid terhadap tindakannya menghalangi jalan-Mu pada masa lalu." Tindakan Kholid memeluk Islam diikuti oleh ’Amr bin Ash dan Utsman bin Tholhah.

Karena kehebatannya dalam medan perang sudah terkenal sebelum memeluk Islam, maka Kholid dipercaya memegang tongkat komando barisan kaum Muslim dalam Perang Muktah. Prestasinya dalam perang ini sangat mengagumkan. Berkat kamatangannya mengatur strategi, jumlah pasukan Islam yang tinggal separohnya dapat diselamatkan, bahkan berhasil meraih kemenangan. Sejak itulah ia selalu dipercaya menjadi panglima dalam perang-perang berikutnya. Juga pada masa Kholifah Abu Bakar dalam perang menumpas nabi-nabi palsu, dan orang-or­ang yang murtad setelah Nabi saw. wafat. Kholid juga berjasa dalam membebaskan Irak dari cengkeraman Kekaisaran Persia dan tanah Syiria dari jajahan Romawi. Ia salah satu sahabatyang disegani kawan dan ditakuti lawan. Wajar jika para sahabat menobatkannya sebagai "Pedang Allah". 

Hamzah bin Abdul Mutholib ra.
Ia adalah paman Rosulullah saw. yang menjadi salah seorang tokoh muda Suku Bangsa Quraisy. Ia terkenal sangat cerdas, dan memiliki pendirian yang teguh.

Sejak Rosulullah saw. meyebarkan agama Islam, sesungguhnya Hamzah telah mengakui kebenarannya. Akan tetapi kedudukannya sebagai tokoh Quraisy yang terpandang sempat membuatnya bimbang. Baru setelah mengetahui Nabi dihina-hinakan segenap pemuka kaum kafir Quraisy, ia tergerak membelanya. Tidak lama kemudian ia pun menyatakan diri memeluk Islam dan membaktikan diri sepenuhnya pada Allah SWT. Sejak keislaman Hamzah orang-orang yang beriman mulai dihormati oleh orang-orang kafir Quraisy.

Hamzah sangat berjasa dalam Perang Badar dan Perang Uhud. Keberanian, kelincahan, dan keberingasannya di medan perang sangat mengagumkan. Maka pantaslah jika ia mendapat julukan "Singa Allah". Nama Hamzah kian semerbak sebagai syuhada dalam Perang Uhud oleh tombak Wahsyi, seorang budak suruhan Hindun binti ’Utbah, istri Abu Sufyan. Kelak di kemudian hari, Wahsyi memeluk Islam.

Dua Kelompok Sahabat Sahabat adalah tokoh-tokoh Islam yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad Rosulullah saw, dan turut serta berjuang menegakkan Islam bersama beliau. Tentang kualitas keimanan dan ketakwaan mereka, Nabi saw. bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat Nabi saw.), kemudian orang-orang yang sesudah mereka (para Tabi’in), lalu orang-orang sesudah mereka lagi (Tabi’it Tabi’in). Setelah itu datanglah golongan-golongan yang kesaksian mereka mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului sumpahnya". (HR. Bukhori dan Muslim)

Selain keempat kholifah dalam bab sebelumnya, masih banyak Sahabat yang perlu dikenang karena perjuangannya yang gigih dalam menegakkan Islam.

DUA KELOMPOK SAHABAT

Sahabat Muhammad Rosulullah saw., digolongkan dalam dua kelompok.

1.  Kaum Muhajirin, ialah sahabat Nabi yang berasal dari Mekah dan berhijrah ke Madinah untuk menghindari kekejaman kaum kafir Quraisy. "Dan ingatlah (wahai para muhajirin) ketika kamu masih sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut or­ang-orang akan menculikmu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan memperkuat kamu dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur." (QS. 8/Al-Anfal: 26)

2. Kaum
Anshor, ialah orang-orang Islam penduduk asli Madinah yang menyambut baik kehadiran para Muhajirin, kemudian saling bahu-membahu menegakkan Islam. "Dan orang-orang yang menyiapkan rumah sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka menyayangi orang-orang yang hijrah/pindah kepada mereka.dan di dalam dada mereka tidak ada suatu keinginanpun terhadap apa-apa yang telah diberikan (harta pampasan) kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang Muhajirin) atas (kepentingan) mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang terpelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan." (QS. 59/Al-Hasyr: 9)

Abu Huroiroh ra.
Ia adalah seorang yatim yang miskin. Semula ia pembantu Busroh binti Ghozwan. Ia datang menghadap dan berbai’at kepada Muhammad Rosulullah saw., ketika beliau berada di Khoibar. Itu ia lakukan atas dorongan rindu kepada Rosulullah saw. yang telah menyebarkan ajaran penuh damai dan kasih-sayang. Jadilah ia termasuk orang-orang yang masuk Islam di hari kemudian, tepatnya pada tahun ketujuh hijrah. Sekalipun demikian sejak menyatakan diri memeluk Islam, ia nyaris tidak pernah berpisah dengan Nabi saw., kecuali pada waktu tidur. Hal itu berlangsung sampai empat tahun hingga wafatnya Nabi saw.

Berkat daya ingatnya yang kuat, Abu Huroiroh menjadi sahabat yang paling banyak menghafal hadis. Tentu saja karena ia juga selalu mendampingi Nabi kemana pun beliau pergi. Dan setelah Rosulullah saw. wafat, ia terus-menerus menyampaikan hadis-hadits, sampai-sampai para sahabat curiga, dari mana datangnya hadits-hadits Abu Huroiroh, dan kapan ia mendengar dari Nabi? Menghadapi hal ini Abu Huroiroh ra. menerangkan, ’Sungguh kalian mengemukakan bahwa Abu Huroiroh terlampau banyak meriwayatkan hadits dari Rosulullah saw. Sungguh saya ini seorang miskin yang selalu mengikuti Rosulullah saw. dengan perut kenyang. Sementara kaum Muhajirin disibukkan oleh urusan jual-beli di pasar, sedangkan kaum Anshor sibuk mengurus harta-benda mereka. Saya selalu hadir di dekat Rosulullah saw. Suatu hari beliau bersabda: "Barangsiapa mengembangkan cadarnya sampai selesai ucapanku, sesudah itu melipatnya, maka dia tidak akan lupa sedikitpun apayaid didengarnya dariku’. Lalu mantel yang saya pakai selalu saya kembangkan (setiap Rosulullah saw. menyampaikan petuahnya). Demi Allah yang mengutus beliau membawa kebenaran, saya tidak lupa sedikit pun apa yang saya dengar dari beliau". (HR. Bukhori) Karena Abu Huroiroh ra. selalu mengikuti Rosulullah saw. kemanapun beliau pergi, maka ia tidak memiliki kesempatan mencari nafkah. Oleh karena itu makan dan minumnya diberi oleh Rosulullah saw.

Bilal bin Robah ra
Ia adalah seorang Habsyi dari golongan kulit hitam yang menjadi budak Umayah bin Kholaf, salah seorang pemuka Bani Jum’ah. Seringnya kekhawatiran Umayah terhadap kebenaran yang dibawa oleh Nabi saw, menjadikan Bilal tertarik memeluk Islam. Setelah menyatakan diri memeluk Islam, Bilal menerima berbagai macam siksaan dari tuannya. Tidak jarang pada siang hari, dengan dada telanjang ia direbahkan di pasir gurun yang panas lalu dicambuk bertubi-tubi. Melihat Bilal masih juga mewiridkan "Allahu ahad, Allahu ahad (Allah Maha Esa, Allah Maha Esa)..siksaan terhadapnya diperberat. Umayah memerintahkan para algojonya menindihkan batu besar di atas tubuh Bilal, seraya menjanjikan kebebasan apabila Bilal bersedia kembali mengakui Lata dan Uzza. Namun Bilal bersikukuh pada pendiriannya, tetap memeluk Islam.

Berhari-hari Bilal menerima siksaan yang teramat berat, sampai tiba saat Abu Bakar ra. memerdekakannya. Sejak itu Bilal menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kaum muslim. Ia turut hijrah dan menetap di Madinah. Dan sewaktu Muhammad Rosulullah saw mensyari’atkan azan sebagai panggilan sholat lima waktu, Bilal terpilih sebagai muazin (orang yang mengumandangkan adzan). Suaranya yang merdu dan empuk, menggetarkan kalbu setiap orang yang beriman. Karenanya ia mendapat julukan muazin Rosulullah saw. Dan pada Perang Badar, atas kehendak Allah SWT, Bilal berhasil membunuh Umayah bersama algojonya yang pernah melakukan penyiksaan terhadap dirinya.

Mukjizat

"KEPADA masing-masing (golongan), baik (golongan) ini (yang mendinginkan dunia) maupun (golongan) itu (yang menginginkan akhirat), Umiberikanbantuandankemurahan Tuhanmu. Dankemurahan Tuhanmu tidakdapat dihalangi." (QS. 17/Al-Isro`: 20)

Segala sesuatu yang dikehendaki Allah SWT pasti terjadi, sebaliknya apa yang tidak dikehendaki-Nya mustahil ada. Demikian pula dengan kemampuan-kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh manusia, besar atau kecil, baik atau buruk, bemanfaat atau tidak berguna, terjadi atas izin dan kekuasaari-Nya. Kemampuan- kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh manusia tersebut, dapat digolongkan dalam: (a) Mukjizat; (b) Keramat; (c) Ma`unah; (d) Istidraj; dan (e) Sihir.

Mukjizat

Mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa yang dilakukan oleh nabidan rosul atas izin Allah SWT untuk menjawab tantangan dari musuhnya. "Tidak ada hak bagi seorang rosul mendatangkan suatu bukti mukjizat) melainkan dengan izin Allah." (QS. 13/Ar-Ro`du: 38) "Tidak ia seorang rosul membawa mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan di Dan ketika iturugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (QS. 40/Al-Mukmin: 78)

Suatu kejadian yang dapat dikatakan mukjizat, apabila:

=> terjadi di luar kebiasaan;
=> dilakukan oleh seorang nabi atau rosul;
=> menjawab tantangan dari orang-orang kafir yang meragul kenabian atau kerosulannya; dan
=> dan tidak dapat ditandingi oleh manusia manapun.

Fungsi mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada paii nabi atau rosul-Nya, adalah:

=> sebagai bukti bahwa pemiliknya benar-benar seorang nabi ata rosul Allah SWT;
=> menambah wibawa nabi atau rosul; dan
=> mengalahkan tantangan para musuhnya

Keramat Bag. I

Keramat berasal dari bahasa Arab, karomah (kemuliaan atau kemurahan). Maksudnya adalah kemuliaan dari Allah SWT kepada para hamba-Nya yang beriman dan bertakwa (para wali-Nya), sehingga mereka dapat berbuat sesuatu yang luar biasa atau tidak masuk akal. Suatu misal, mereka mengetahui peristiwa yang akan terjadi, atau dapat berjalan di atas permukaan air, dan lain sebagainya.

Sesungguhnya anggota badan dan organ tubuh kita jika dipergunakan untuk taat kepada Allah SWT semata tanpa bermaksiat, dapat memiliki keramat. Hati, misalnya dapat mengetahui sesuatu yang akan terjadi. Perut dapat menolak apabila yang dihidangkan makanan haram. Lidah dapat bercakap-cakap dengan mayat dalam kubur. Telinga dapat mendengarkan suara- suara gaib. Dan mata bisa melihat sesuatu yang berada di balik dinding, atau bahkan bisa melihat dengan jelas suatu kejadian di kota lain.

Keramat itu memang benar adanya. Wali Allah SWT yang pernah menerima keramat antara lain adalah Maryam. Ibunda Isa Al-Masih. Dari waktu ke waktu Maryam mengabdikan dirinya untuk beribadah kepada Allah SWT dalam mihrob yang dibangun pamannya, Nabi Zakaria. Hingga tidak ada kesempatan baginya untuk memikirkan yang lain. Tetapi setiap kali masuk ke dalam mihrob, Nabi Zakaria as. mendapati makanan yang lezat terhidang di sisi Maryam.

"Hai Maryam, dari mana kau peroleh makanan ini?" Tanya Nabi Zakaria penuh rasa heran.

"Dari Allah," jawab Maryam. "Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada yang dikehendaki-Nya."

Wali Allah SWT lainnya yang juga mendapat keramat, ialah tujuh pemuda yang diterangkan dalam surat 18/Al Kahfi ayat 10-11 Awalnya ketujuh pemuda tersebut masuk ke dalam gua guna menghindari pengejaran pihak penguasa yang zalim karena geram atas seruan mereka untuk mematuhi ajaran Allah SWT. Akhirnya mereka tertidur dalam gua tersebut selama tiga ratus tahun. Ketika mereka terbangun tubuh mereka tetap sehat dan kondisi merek sama seperti ketika mereka memasuki gua, tiga ratus tahun silam Hanya saja keadaan masyarakatnya sudah jauh berubah karena penguasa yang mengejar-ngejar mereka dulu sudah berganti, dai mata uang yang mereka miliki sudah tidak berlaku lagi.

Keramat Bag. II

Beberapa sahabat Rosulullah saw. juga ada yang dianugerahi keramat oleh Allah SWT. Di antara mereka adalah empat sahabat utama beliau: Abu Bakar ra., Umar ra., Utsman ra., dan Ali ra.

1.       Keramat yang dimiliki Abu Bakar Shiddiq ra. antara lain dapat mengetahui jika waktu kematiannya sudah dekat dan mengetahui jenis kelamin anaknya yang masih dalam kandungan.

Dikisahkan bahwa pada suatu panen kurma, Abu Bakar memperoleh 1.200 gantang. Ketika itu dia sedang sakit. Kepada Aisyah beliau menuturkan, "Aisyah, kutinggalkan 1.200 gantang Kurma buat warisan. Engkau memiliki dua orang saudara laki laki dan dua orang saudara perempuan. Bagi-bagilah peninggalanku itu sesuai ketentuan kitab Allah."

Pada saat itu Aisyah telah memiliki tiga saudara, dua orang laki-laki dan seorang perempuan bernama Asma, karenanya ia bertanya, "Siapa lagi seorang perempuan yang menjadi saudaraku itu?" Abu Bakar menjawab. "Yang masih dalam kandungan ibumu, sudah kulihat dia seorang wanita." Dai ucapan Abu Bakar itu terbukti benar.

Dalam peristiwa tersebut, menurut Imam Subki, terdapat dua keramat Abu Bakar. Pertama, dari kata-kata "sebagai harta warisan" ia memberitahukan kepada keluarganya, bahwa ia akan wafat dalam sakit itu. Kedua, ia memberitahukan bahwa anaknya yang akan lahir itu wanita, ini sebagai isyarat bagi Aisyah agar dalam membagi harta waris, ia mengetahui batas-batas haknya.

2.   Keramat yang dimiliki Umar bin Khoththob ra., di antaranya bisa bicara dengan mayat yang berada dalam kubur dan menghentikan gempa bumi.

Suatu hari Umar bin Khoththob ra. melintasi kuburan Baqi, Madinah. Setelah mengucapkan salam kepada ahli kubur, ia memberitahukan. "Menurut kabar, Istri-istri kamu sudah menikah lagi, rumah-rumah kamu sudah didiami, dan harta peninggalanmu sudah berserakan." Seketika terdengar jawaban dari dalam kubur. "Wahai Umar, apa yang sudah kami dulukan dari harta kami, sudah kami peroleh hasilnya, apa yang sudah kami belanjakan (maksudnya untuk jihad) sudah kami peroleh keuntungannya, dan apa-apa yang kami tinggalkan, kami merugi." (Riwayat Ibnu Abi Dunya).

Pada zaman pemerintahan Umar, menurut Imam Haromain, pernah terjadi gempa. Setelah memuji Allah SWT, Umar memukulkan cambuknya ke tanah seraya berkata: "Wahai Bumi, diam. Apakah aku tidak berlaku adil di atas permukaanmu?" Seketika gempa itu berhenti.

3.   Keramat yang dimiliki oleh Utsman bin Affan ra., antara lain, ia mengetahui apa yang telah dilakukan orang.

Suatu hari Utsman menerima seorang tamu lelaki. Ia katakan kepada tamunya. "Telah masuk seseorang di antara kamu yang pada matanya bekas zina (maksudnya telah terjadi zina mata karena pandangan bernafsu)." Tamu tersebut tidak memungkiri, karena sewaktu di perjalanan tadi ia menjumpai seorang wanita dan memandanginya dengan penuh perhatian. Ia hanya bertanya, "Apakah setelah Rosulullah saw., ada orang menerima wahyu?" Utsman menjawab, "Tidak, tetapi itulah firasat orang beriman."

4.    Keramat yang dimiliki oleh Ali r a., antara lain, bisa menyambung kembali tangan yang telah putus.

Seorang budak hitam yang disayangi Ali, suatu hari mencuri. Ketika dihadapkan kepada Ali, ia mengakui perbuatannya dan dijatuhi hukuman potong tangan sesuai dengan hukum yang berlaku. Setelah itu di tengah perjalanan pulang, Ia bertemu Salman Al-Farisi dan Ibnu Al-Kawa.

Ibnu Kawa bertanya kepadanya. "Siapa yang memotong tanganmu?" Budak tersebut menjawab. "Amirul Mukminin, menantu Rosulullah saw, suami Fatimah yang perawan." Ibnu Kawa heran. "Dia sudah memotong tanganmu, engkau masih pula memuji-mujinya." Budak hitam itu menjawab, "Betapa tidak, tanganku sudah dipotongnya dengan jalan hak, dia telah menyelamatkan aku dari api neraka."

Salman Al-Farisi yang mendengar percakapan itu melaporkannya kepada Ali, dan Ali memanggil budak hitam itu kembali. Lalu Ali meletakkan potongan tangan yang terpisah tadi di lengannya, dan menutupnya dengan sehelai sapu tangan, serta berdo’a dengan beberapa do’a. Sesaat kemudian terdengarlah suara gaib, "Angkatlah penutup tangan itu." Dan ketika sapu tangan itu diangkat, tangan si budak hitam itu menyambung kembali. (Riwayat Imam Fakhtur Rozi).

Yang dialami oleh Maryam, tujuh pemuda Al-Kahfi, dan yang dilakukan oleh keempat sahabat Rosulullah saw tersebut sungguh peristiwa yang luar biasa. Padahal mereka bukanlah nabi atau rosul, melainkan hanyalah hamba Allah SWT yang taat dan patuh kepada- Nya. Itulah yang dinamakan keramat.

Ma`unah dan Istidroj

Kemampuan orang-orang awam, atas izin Allah SWT, dapat melakukan sesuatu yang luar biasa, dinamakan Ma`unah. Dalam hal ini banyak kasusnya. Misalnya, antara lain, kemampuan seseorang:

  1. dapat mengetahui makhluk dan barang gaib;
  2. mengetahui siapa yang melakukan pencurian; dan
  3. mengetahui secara pasti kemana si buronan yang sedang dicari- cari oleh polisi itu melarikan diri.
Istidroj

Kemampuan yang diberikan Allah SWT kepada orang-orang kafir untuk melakukan sesuatu yang luar biasa/tidak masuk akal agar mereka lupa diri sebagai makhluk-Nya dinamakan istidroj. Tujuan diberikannya istidroj ini adalah sebagai contoh bagi orang yang beriman bahwa mereka yang ingkar dan takabur, akhirnya binasa. Contoh konkritnya yang digambarkan dalam Al-Qur’an adalah Fir’aun yang memproklamirkan diri sebagai Tuhan, dan Raja Namrud yang kekayaannya melimpah-ruah. Contoh-contoh lainnya, orang yang dapat menghentikan kendaraan yang melaju kencang, atau mengangkat batu besar yang secara logika di luar kemampuan manusia biasa.

Sifat Mukjizat

Sifat mukjizat yang dimiliki oleh para nabi atau rosul berbeda-beda. Meskipun demikian dapat dibagi dalam 4 (empat) macam yaitu:
  1. Mukjizat Kauniyah, adalah mukjizat yang berupa peristiwa alam. Misalnya, terbelahnya laut akibat pukulan tongkat Nabi Musa as, dan dibelahnya bulan menjadi dua oleh Nabi Muhammad Rosulullah saw.
  2. Mukjizat Salbiyah atau Tarkiyah, adalah mukjizat yang membuat sesuatu tidak berdaya, seperti Nabi Ibrohim as. mampu menghilangkan daya bakar api sehingga ia tidak kepanasan, ketika dihukum bakar oleh Fira’un karena perbuatannya menghancurkan semua berhala sesembahan.
  3. Mukjizat Syahsiyah atau fi’liyah, adalah mukjizat yang terpancar dari tubuh rosul sendiri. Misalnya, memancarnya cahaya dari tangan Nabi Musa as., dan mengucurnya air dari celah-celah jemari Nabi Muhammad Rosulullah saw.
  4. Mukjizat Aqliyah, adalah mukjizat yang masuk akal. Contoh satu-satunya adalah Al-Qur’an.
Semua rosul (utusan) Allah SWT dibekali dengan mukjizat. "Dan jika mereka mendustakanmu, maka sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan (rosul-rosul), ketika rosul-rosul memdatang dengan membawa keterangan yang nyata (mukjizat), zabur kitab yang memberi penjelasan yang sempurna." (QS. 35/Fathir: 25). Yang dimaksud dengan "kitab yang memberi penjelasan yang sempum. adalah Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dengan memberi kesanggupan untuk mendengarkan dan menerima keterangan-keterangan.

"Rosul-rosul mereka benar-benar datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Tetapi mereka tidak beriman, (juga) kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya." (QS. 7/Al-A’rof: 101) Diantara mereka adalah Nabi Nuh as., dapat mendatangkan banjir bandang yang dapat menghanyutkan kaumnya yang kafir. Nabi Saleh mempunyai seekor unta istimewa yang luar biasa indahnya dari batu karang. Nabi Sulaiman as., dapat bicara dengan binatang dan menundukan jin.

Sihir

Kemampuan orang-orang tertentu, atas izin Allah SWT, melakukan sesuatu yang luar biasa dengan cara-cara tertentu dinamakan sihir. Cara-cara tertentu yang mereka gunakan biasanya dengan jampi-jampi atau membaca mantra-mantra. Sihir ini sudah ada sejak dahulu kala. Dan mereka mengikuti apa (sihir) yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir, tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, "Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir. (QS. 2/Al-Baqoroh: 102)

Para ulama menegaskan, bahwa hukum melakukan sihir adalah haram. Sebab sihir itu bersifat merusak, dan segala sesuatu yang merusak dilarang dalam Islam. Dan pelaku sihir adalah orang yang merugi. "Dan sungguh, mereka sudah tahu, barang siapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir/’ (QS. 2/Al-Baqoroh: 102)

Sihir dikatakan bersifat merusak, sebab sasaran sihir secara umum:

  1. mempengaruhi hati dan badan seseorang untuk disakiti atau dibunuh.
  2. memusnahkan harta benda seseorang; dan
  3. memutuskan ikatan kasih sayang seseorang dengan suami/istn anak atau dengan anggota keluarga yang lainnya.

Sihir, berdasarkan cara kerjanya, dapat digolongkan menjadi:
  1. sihir langsung, yakni sihir yang dilakukan secara langsung tanpa meminta bantuan manusia atau peralatan lain. Misalnya, seseorang yang hanya ditepuk bahunya, ia menyerahkan segala perhiasannya secara sukarela kepada yang menepuknya Kejadian ini disebut juga "gendam".
  2. sihir dengan bantuan, adalah sihir yang dilakukan dengan bantuan setan serta menggunakan rambut atau bagian tertentu dari orang yang sudah meninggal dunia.
  3. sihir yang menggunakan rumus angka-angka/huruf-huruf atau benda-benda tertentu
  4. Sihir yang menggunakn foto/gambar calon korbannya.

Semoga kita dilindungi oleh Allah SWT dari segala gangguan setan yang terkutuk, dan kejahatan mahluk-mahluknya. Amin.

Mukjizat Nabi Musa as

Di antara dua puluh lima nabi dan rosul, hanya Nabi Musa as., Nabi Isa as., dan Nabi Muhammad saw. yang memiliki banyak mukjizat.

Mukjizat Nabi Musa as.

"Dan sungguh, Musa telah datang kepadamu dengan bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu mengambil (patung) anak sapi (sebagai sesembahan) setelah (kepergian)-nya, dan kamu (menjadi) or­ang-orang zalim." (QS. 2/Al-Baqoroh: 92). "Dan sungguh Kami telah memberikan kepada Musa sembilan mukjizat yang nyata." (QS. 17/ Al-Isro101).Sembilan mukjizat Nabi Musa as. itu adalah: tongkat, tangan, belalang, kutu, katak, darah, topan, laut, dan gunung.

Berikut beberapa perwujudan dari mukjizat Nabi Musa as. Yang diungkapkan Al-Qur`an.

  1. Membuat dua belas mata air dengan memukulkan tongkatnya pada sebuah batu. Itu dilakukan oleh Nabi Musa pada waktu Bani Israil mengalami kesulitan air. Dan (ingatlah) Ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu." Maka memancarlah daripadanya dua belas mata air. Setiap suku mengetahui tempat minumnya (masing-masing) (QS. 2/Al-Baqoroh: 60). Maksudnya setiap suku dari dua belas suku Bani Israil sebagaimana yang tercantum dalam surat Al A`rof ayat 160.
  2. Tongkatnya menjelma menjadi ular. Ini ditunjukan Nabi Musa untuk menjawab tantangan Fira`un tentang bukti kebenaran kerosulannya, `Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, seketika tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya." (QS. 7/Al-A`rof: 107). "Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap! (QS. 20/Thoha: 20)
  3. Tangan Nabi Musa as. bisa menjadi putih bercahaya. "Dan dia mengeluarkan tangannya (dari dalam bajunya), seketika tangannya itu menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang yang melihatnya` (QS. 7/Al-A`rof: 108)
  4. Membelah Laut Merah.Peristiwa itu terjadi ketika Nabi Musa as. bersama para pengikutnya menyelamatkan diri dan pengejaran Fira`un. Lalu Kami wahyukan kepada Musa, "Pukullah laut itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah laut itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar." (QS. 26/Asy-Syu`aro: 63)

Mukjizat Nabi Isa as

Sebagai nabi dan rosul, Nabi Isa as, juga dibekali mukjizat oleh Allah SWT, "Dan Kami beri Isa putra Maryam beberapa mukjizat, serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus (Malaikat Jibril)." (QS.  2/Al-Baqoroh 253)

Beberapa mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Isa as. adalah dapat berbicara sewaktu masih bayi, bisa menyembuhkan orang buta sejak lahir, mampu menyembuhkan orang berpenyakit kusta, dan menghidupkan orang yang telah meninggal dunia.

Mukjizat-mukjizat Nabi Isa as. tersebut diterangkan dalam Al-Qur’an, berikut ini:

a. "Dan sebagai rosul kepada Bani Israil (dia berkata), "Aku datang kepadamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritakan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerosulanku) bagimu, jika kamu orang beriman." (QS. 3/Ali Imron: 49)

b. Dan ingatlah, ketika Allah berfirman, "Wahai Isa putra Maryam, Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu dengan Rohulkudus. Engkau dapat berbicara kepada manusia sewaktu dalam buaian dan setelah dewasa. Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) hikmah, Taurot, dan Injil. Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan seizinku." (QS. 5/Al-Maidah: 110)

Mukjizat Nabi Muhammad saw

Dalam berdakwah kepada kaum musyrikin Mekah, Nabi Muhammad Rosulullah saw. sering dituntut menunjukkan mukjizat beliau. Dan mereka (orang-orang musyrik) berkata, "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah, "Sesungguhnya Allah berkuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. 6/Al-An’am: 37)

Di antara nabi dan rosul, hanya Muhammad saw. yang pa­ling banyak dianugerahi mukjizat oleh Allah SWT., antara lain:

  1. Al-Qur’an yang mengandung tiga pokok ajaran (1) keimanan, (2) akhlak/budi pekerti yang terpuji, dan (3) hukum-hukum yang mengatur hubungan antara manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan lingkungan sekitarnya.
  2. membelah bulan menjadi dua bagian untuk memenuhi permintaan orang-orang musyrik yang menuntut bukti kebenaran kerosulannya. Saat (hari kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah. Dan jika mereka (orang-orang musyrik) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, "(ini adalah) sihir yang terus-menerus". (QS. 54/Al-Qomar: 1-2)
  3. Nabi Muhammad saw. menerima salam dari batu-batu di Mekah. (HR. Muslim dari Jabir bin Samuroh ra.)
  4. dapat memancarkan air dari celah-celah jemari tangannya, sehingga mampu memberi air minum orang banyak. (HR. Muslim dari Anas ra.)
  5. mampu memperbanyak makanan yang sedikit, sehingga cukup untuk mengenyangkan banyak orang yang turut dalam Perang Khondaq. (HR. Muslim dari Jabir bin Abdullah ra. dan dari Anas ra.)
  6. menyembuhkan bermacam penyakit yang berbahaya dan sukar sembuhnya, hanya dengan mengusap dan mendo`akannya. Salah satu contoh adalah mengembalikan biji mata salah seorang sahabatnya yang terlepas, sehingga matanya jauh lebih baik dari sebelumnya.
  7. kebenaran meramal peristiwa yang akan terjadi, dan kemudian peristiwa tersebutbenar-benar terjadi. Kebenaran ramalannya itu ada yang terbukti sewaktu beliau masih hidup seperti ramalannya tentang kemenangan orang-orang Islam atas kaum kafir Quraisy. Adapula ramalannya yang terbukti setelah beliau wafat, misalnya tentang kejatuhan Konstantinopel beliau ramalkan: "Kamu umat Islam, niscaya akan menaklukkan Konstantinopel. Di sanalah terdapat pemerintahan yang terbaik dan di sana pula terdapat ketentraman yang terbaik." Ramalan tersebut telah menjadi kenyataan dalam sejarah, yakni ketika Konstantinopel di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Al-Ghozi yang dikenal juga dengan nama Abdul Fatah pada tahun 857 H. Kini Konstantinopel menjadi negara Islam Turki beribu kota An­kara.

Ramalan Nabi Muhammad Rosulullah saw. yang juga terbukti adalah, akan dikuasainya umat Islam oleh kaum kafir karena umat Islam lebih cinta dunia dan takut mati. Sekarang ini sudah dapat dikatakan bahwa umat Islam dikuasai oleh umat kafir. Orang-orang kafir dari berbagai bangsa bahu-membahu untuk melenyapkan kekuatan orang muslim, dan merampas apa yang ada dalam kekuasaan mereka. Salah satu contohnya yang terjadi pada tahun 2003, bersatunya Amerika Serikat, Inggris, Australia, Spanyol, dan lain-lainnya menghancurkan kekuatan bangsa Afganistan dan Irak. Lalu mereka menjajahnya demi menguasai sumber minyak dan demi suksesnya misi mereka di Timur Tengah, di antaranya kristenisasi.

Dan pada 2011 ini pasukan koalisi (antara lain AS, Inggris, Perancis, Itali, dan Kanada) menggempur Libya. Tujuan serangan mereka tidak lain untuk menguasai cadangan minyak bumi negeri muslim itu. Jadi bohong besar jika serangan mereka beralasan melindungi rakyat sipil. Sebab faktanya ratusan rakyat sipil yang tidak berdosa menjadi korban serangan mereka.

Nabi Idris as

Di antara anak cucu Adam terdapat salah satu suku yang sesat. Mereka berasal dari garis keturunan Qobil. Guna meluruskan mereka, Allah mengutus Nabi Idris as. Ia merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam as. Selisih waktu antara Nabi Adam as, dan nabi Idris as. sekitar enam abad. "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi." (QS. 19/Maryam: 56)

Nabi Idris as. adalah seorang nabi yang pandai menjahit, menunggang kuda, menulis, dan mengerti ilrnu perbintangan. Menurut beberapa riwayat, Nabi Idris as. hidup di Mesir. Dakwahnya mengajak umat manusia bertauhid dan menyembah Allah SWT, mengalami kegagalan. Ia wafat pada usia 82 tahun, dan Allah SWT mengangkat beliau ke tempat yang lebih tinggi.

"Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. 19/1 Maryam: 57)

Nabi Nuh as.

Beberapa abad sepeninggal Nabi Idris as., ada lima pemuka I masyarakat yang sangat bijak dan terpandang. Mereka ialahI wadd, suwa’, yaghuts, ya’uq, dan nasar. Setelah kelima orang itu meninggal, untuk mengenang jasa-jasa mereka, masyarakait mengabadikannya dalam bentuk patung yang akhirnya dijadikan! sesembahan. Mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalku tuhan-tuhan kamu, dan jangan kamu tinggalkan (berhala-berhali wadd, suwa’, yaghuts, ya’ucj, dan nasar." (QS. 71/Nuh: 23)

Pada masa itulah untuk pertama kalinya manusia menyem­bah berhala. Guna menyelamatkan mereka dari kesesatan,Al lah SWT mengutus Nabi Nuh as. Ia adalah keturunan kesembilan dari Nabi Adam as. Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepd kaumnya, lalu dia berkata, "Wahai kaumku, sembahlah Allah, (karrn tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tiii bertakwa?" Maka berkatalah para pemuka orang kafir dari kauiinw "Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang itm menjadi orang lebih mulia dari kamu. Dan seandainya Allni menghendaki, niscaya Dia mengutus malaikat. Belum pernah km mendengar (seruan yang seperti) ini pada (masa) nenek moyangku dulu" (QS. 23/Al-Mu’minun: 23-24)

Menurut Al-Qur’an usia Nabi Nuh as. mencapai 950 tahun Ia diangkat menjadi rosul pada usia 480 tahun. Berarti sekitz 500 tahun Nabi Nuh berusaha menyadarkan kaumnya, namu boleh dibilang tidak berhasil. Dalam waktu selama itu, jumlal pengikutnya hanya antara 70 sampai 80 orang.

(Nuh as.) berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena meri mendustakanku," (QS. 23/Al-Mu’minun: 26) Lalu Allah SK memerintahkan Nabi Nuh dan pengikutinya membuat kapa. Setelah kapal itu jadi Allah memerintahkan agar Nabi Nuha dan pengikutnya menaiki kapal tersebut berikut hewan terna mereka dan segala macam barang yang mereka butuhka: Setelah itu Allah menenggelamkan orang-orang zalim darium:

Nabi Nuh as. dalam banjir bandang. "Ingatlah kaum Nuh, ketika mereka mendustakan rosul-rosul, lalu mereka Kami tenggelamkan dan kami jadikan mereka sebagai pengajaran kepada manusia. Dan Kami sediakan azab yang pedih bagi orang-orang zalim." (QS. 25/ATFurqon: 37)

Nabi Nuh as. dikarunia dua orang anak lelaki, ialah Sam, dan Yapis. Putra kedua nabi Nuh as termasuk yang tidak mau diajak naik ke kapal ketika banjir menenggelamkan orang-or­ang kafir.

Nabi Isa Al-Masih as

Maryam yang hanya membaktikan diri untuk beribadah kepada Allah SWT dalam mihrobnya di Baitul Maqdis, terkejut mendengar pemberitahuan Malaikat bahwa ia akan dikaruniai anak. Sebab ia masih perawan dan tidak seorang lelaki pun yang pernah menjamahnya. Malaikat juga memberitahunya, bahwa Allah akan menciptakan anak itu tanpa proses sebagaimana mestinya. Hanya dengan berkata kun fayakun (jadilah, maka terjadilah apa yang dikehendaki-Nya). Kehamilan Maryam berawal saat Malaikat Jibril meniupkan sesuatu ke perutnya.

Satu ketakutan yang menghantui Maryam kala itu, adalah bagaimana ia menyembunyikan kenyataan tersebut dari tuduhan yang bukan-bukan. Maka bersembunyilah ia di sebuah tempat terpencil yang tidak diketahui oleh manusia lainnya. Baru setelah melahirkan ia membawa bayinya, Isa Al-Masih ke tengah-tengah masyarakat. Sesuai petunjuk Jibril, Maryam hanya bungkam setiap ada orang yang menanyakan siapakah ayah si bayi dan hanya memberi isyarat agar orang-orang itu bertanya kepada bayinya. Tentu saja orang-orang semakin marah atas jawabannya. "Bagaimana mungkin, seorang bayi dapat bicara?"

Atas kehendak Allah SWT, bayi itu menjawabnya. Dia (Isa) berkata. "Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia memberiku Kitab (Injil), dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada. Dan Dia memerintahkan kepadaku sholat dan zakat selama aku hidup, dan berbuat baik kepada ibuku. Dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka" (QS. 19 /Maryam: 30-32)

Sekitar usia 30 tahun, Isa as diangkat menjadi Nabi. Mukjizat yang diperolehnya dari Allah SWT, antara lain, bisa menyem­buhkan orang buta sejak lahir, dan mampu menghidupkan or­ang mati. "Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam beberapa mu’jizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus." (QS. 2/Al- Bacjoroh: 253) Namun bukti-bukti kebenarannya bahwa ia seorang Nabi mendapat tantangan keras dari pemuka-pemuka Yahudi. Bahkan mereka mempengaruhi penduduk Roma, bahwa dakwah Isa meremehkan Kaisar, dan berusaha menghancurkan kerajaan. Akhirnya hakim-hakim di Roma memerintahkan menangkap dan mennghukum Isa di tiang salib.

Sejak itu tentara Roma dikerahkan untuk menangkap Isa as Ditengah pengejaran yang dilakukan, Allah SWT menghadirkan seseorang yang menyerupai Isa. Maka ditangkaplah orang itu dan dihukum salib. Sedangkan Isa as diselamatkan oleh Allah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan bahwa Isa selalu dianugerahi keselamatan.

Nabi Luth as

Nabi Luth menetap dikota Sodom, Yordania. Pada masa itu kota ini menjadi tempat maksiat. Perjudian, perzinahan, sampai kekejian yang belum pernah dilakukan anak-anak Adam sebelumnya, yakni liwath (homo seks) terjadi di sana. Nabi Luthlah yang ditugaskan menyadarkan mereka dari perbuatan menyesatkan itu. Dan (Kami telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini). Sungguh kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas." (QS. 7/Al-A`rof: 80-81)

Seperti orang-orang kafir umumnya, kaum Luth juga tidak mau tahu dengan ajaran Tuhan. Kian hari kekejian mereka kian menjadi, dan ditujukan kepada siapa saja. Orang-orang kafir dari kaum Nabi Luth termasuk istri beliau sendiri yang tidak beriman kepadanya dan sangat zalim, akhirnya disiksa Allah SWT dengan hujan batu sampai meninggal.

Sebelum menurunkan azab, Allah SWT mengutus beberapa malaikat bertamu ke rumah Nabi Luth as dengan menyamar sebagai lelaki yang tampan sebagaimana diceritakan dalam ayat- ayat berikut ini. Dan ketika utusan Kami (para malaikat) itu datang kepada Luth, dia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena (kedatangan)nya. Dia (luth) berkata, "Ini hari yang sangat sulit." (QS. 11 /Hud: 77)

Maksudnya Nabi Luth merasa susah atas kedatangan para utusan Allah yang menjelma menjadi pemuda yang rupawan, sebab kaum Luth sangat menyukai pemuda-pemuda yang rupawan untuk melakukan homoseksual. Dia merasa tidak sanggup melindungi mereka jika ada gangguan dari kaumnya.

Kaumnya segera mendatanginya. Dan dari dulu mereka selalu melakukan perbuatan keji. Luth berkata, "Wahai kaumku, inilah putri- putri (negeri)ku mereka lebih suci bagimu, maka janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?"

Mereka menjawab, "Sungguh engkau pasti tahu bahwa kami tidak memiliki keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu. Dan engkau tentu mengetahui apa yang (sebenarnya) kami kehendaki."

Dia (Luth) berkata, "Sekiranya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan). "

Mereka (para malaikat) berkata, Wahai Luth, sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sungguh dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sungguh saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?"

Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi -tubi dengan batu dari tanah yang terbakar yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dari siksaan itu tiada jauh dari orang yang zalim. (QS. 1 l/Hud: 77-83)

Nabi Luth as. beserta anak-anak dan para pengikutnya diselamatkan Allah SWT. "Kemudian kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat dosa itu." (QS. 7/Al-A`rofi 83-84)

Nabi Ishaq as.

Ia putra Nabi Ibrohim dari istri pertama, Sarah. Nabi Ishaq menikah dengan wanita dari kota Haran, Rifqoh yang tidak lain cucu dari saudara kandung Nabi Ibrohim as. sendiri.. Mereka dikaruniai dua orang putra, Al-Ish dan Ya`kub. Selanjutnya Al- Qur`an tidak banyak menceritakan riwayatnya. Hanya dite­rangkan bahwa Ishaq seorang nabi. "Dan Kami menggem­birakannya (Ibrohim) dengan (kelahiran) Ishaq sebagai nabi yang termasuk orang-orang saleh." (QS. 37/Ash- Shoffat: 112)

Nabi Dawud as

Ia seorang raja yang besar, dan mempunyai 99 istri. Suatu waktu, Nabi Dawud mewajibkan semua pemuda di negerinya turut serta berperang, karena kerajaan dalam keadaan terancam. Salah seorang pemuda yang dikirim ke medan perang, ialah Orie bin Hannan. Sebenarnya ia keberatan meninggalkan istrinya yang amat jelita dan baru dinikahinya, namun tidak dapat mengelak dari kewajiban.

Alkisah, Nabi Dawud tertarik kepada Sabid binti Sya`ik, istri Orie bin Hannan. Beliau pun segera menikahinya. Sebab sudah cukup lama Orie bin Hannan tidak terdengar beritanya, apakah masih hidup atau sudah mati. Padahal sesungguhnya Orie bin Hannan masih hidup. Hal itu diketahui dari kedatangan Malaikat yang menyamar sebagai manusia dan menegur Nabi Dawud, bahwa ia telah merebut istri orang.

Mendengar teguran itu, seketika Nabi Dawud gemetar. Lantas ia sujud memohon ampun kepada Allah SWT atas kekhilafannya. Ahli tafsir berpendapat, sekalipun suami wanita itu masih hidup tapi karena tidak pernah memberi kabar dalam sekian waktu lamanya, maka telah jatuh talaq. Sehingga siapa pun boleh menikahinya. Hanya karena kesucian seorang nabi, maka kejadian itu dianggap satu kesalahan, sampai malaikat datang memberi teguran. Lalu Nabi Dawud minta ampun dengan sujud siang-malam sampai akhir hayatnya.

Berikut beberapa ayat Al-Qur`an yang memberitakan tentang Nabi Dawud as. "...dan Kami memberikan zabur kepada (nabi) Daivud." (QS. 17/Al-Isro`: 55) Dan Kami ajarkan (pula) kepada Dawui cara membuat baju besi untukmu, guna melindungi kamu dalam peperanganmu. (QS. 21/Al-Anbhja`: 80) Dan sungguh Kami telah memberikan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman; dan keduanya berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah melebihkan kami dari banyak hambu- hamba-Nya yang beriman." (QS. 27/An-Naml. 15)

Nabi Zakaria as., dan Nabi Yahya as

Nabi Zakaria as. mengabdikan hidupnya untuk berdakwah dan memelihara heikal (yang disucikan) di Baitul Maqdis. Salah satu keinginan yang selalu mengganggunya, adalah kapankah akan dikaruniai seorang putra untuk melanjutkan dakwah sepeninggalnya nanti? Semakin bertambah usia Nabi Zakaria, semakin tipislah harapannya untuk memperoleh keturunan. Tapi ia percaya, jika Allah SWT menghendaki, sekalipun istrinya tetap mandul ia akan memperoleh anak jua.

Suatu ketika Nabi Zakaria masuk ke dalam mihrob (tempat sholat) menemui keponakannya, Maryam yang sedang beribadah. Beliau memandang heran makanan, minuman, serta buah-buahan yang lezat terhidang di meja keponakannya. Sebab sepengetahuannya, Maryam sepanjang waktu bersujud kepada Allah SWT. Maka bertanyalah ia, "Dari mana engkau men­dapatkan rezeki ini?"

"Allah SWT," jawab Maryam. "Dia memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki."

Setelah melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT ditam­pakkan kepada Maryam, maka Nabi Zakaria mohon kepada-Nya agar dianugerahi keturunan. Dan (ingatlah kisah) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), dan Engkaulah ahli waris terbaik". Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami, anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (mengandung). Sungguh mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka or­ang-orang yang khusyuk kepada Kami." (QS. 21 /Al-Anbiya`: 89-90)

Kehendak Allah SWT terbukti. Tidak seberapa lama, istri Nabi Zakaria hamil. Setelah cukup usia kehamilannya, lahirlah seorang putra dan diberi nama Yahya. Allah memberkahinya dengan menjadikannya seorang Nabi yang dijauhkan dari nafsu kemaksiatan dan menjadi pemimpin yang dihormati kaumnya.

Mengenai Nabi Yahya as., Al-Qur`an mengutarakan, (Alim berfirman), "Wahai Yahya, ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurot) itu dengan sungguh-sungguh." Dan Kami berikan hikmah (pemahaman Taurot dan pendalaman agama) kepadanya selagi dia masa kanak-kanak dan (Kami jadikan) rasa kasih-sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong, (bukan pula) orang yang durhaka." (QS. 19 /Mary am: 12-1 14)

NABI DAN ROSUL

NABI DAN ROSUL adalah manusia-manusia pilihan yang bertugas memberi petunjuk kepada umat manusia tentang keesaan Allah SWT, dan membina mereka agar melaksanakan ajaran-Nya. Perbedaannya, seorang Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri tanpa berkewajiban menyampaikannya kepada orang lain. Sedangkan Rosul adalah seorang Nabi yang diutus menyampaikan wahyu kepada umatnya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur`an: "Rosul-rosul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berfirman (langsung) dengannya dan sebagian lagi ada ditinggikan-Nya beberapa derajat." (QS. 2/Al Baqoroh: 253) "Sungguh Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain)." (QS. 17/Al Isro: 55) Kedua ayat tersebut menegaskan bahwa masing-masing nabi dan rosul rr emiliki kelebihan sendiri- sendiri. Kelebihan Nabi Muhammad saw adalah sebagai pemimpin seluruh umat manusia, dan diberi mukjizat Al-Qur`an.

Ciri-ciri nabi dan rosul dilukiskan delam Al Qur`an, "(ialah) or­ang-orang yang menyampaikan risalah-risalah (syariat-syariat) Allah, mereka takut kepada-Nya, dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain Allah." (QS. 33/Al Ahzab: 39) Selebihnya, nabi dan rosul itu hanyalah manusia biasa. Rosul-rosul mereka berkata kepada mereka, "Kami hanyalah manusia seperti kamu, namun Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Tidak pantas bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah." (QS. 14 /Ibrohim: 11)

Allah mengutus rosul dengan hidayah dan agama. "Dialah yanf mengutus Rosul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur`an) dan agama ijangbm untuk diunggulkan atas segala agama, walau orang-orang musyrik tidak menyukai." (QS. 9/At-Taubah: 33) Sungguh, Kamilah yang mengutus rosul-rosid, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sungguh Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. 44/Ad-Dukhon: 5-6)

Sebagai umat Islam, kita wajib mentaati Nabi Muhammad Rosulullah saw. Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan rosul. Jib kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (QS. 3/Ali Tmron: 32) ``Wahai orang-orang yang beriman, taatilah AM. dan taatilah rosul, serta ulil amri (pemegang kekuasaan) di antaramu." (QS. i/An-Nisa`: 59) Tentu saja para pemegang kekuasaan yang harus kita taati adalah yang kebijakannya tidak bertentangan dengan Al-Qur`an dan Sunnah rosul.

Empat Sifat Nabi Dan Rosul

Para nabi dan rosul memiliki 4 sifat waj ib dan empat sifat mustahil, serta satu sifat jaiz.

  1. Shiddiq (benar), mustahil ia kizib (dusta). Artinya, nabi dan rosul bersifat benar baik dalam tutur-kata maupun perbuatannya, yakni sejalan atau sesuai dengan ajaran Allah SWT. "Kami anugerahkan kepada mereka sebagian rahmat Kami, dari Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi mulia". (QS. 19/Maryam: 50)
  2. Amanah (jujur atau dapat dipercaya), mustahil khianat (curang), Artinya, para nabi dan rosul itu bersifat jujur dalam menerima! ajaran Allah SWT, serta memelihara keutuhannya dan menyampaikannya kepada umat manusia sesuai dengan kehendak-Nya, Mustahil mereka menyelewengkan atau berbuat curang atasi ajaran Allah SWT.
  3. Tabligh (menyampaikan wahyu kepada umatnya), mustahil kitman (menyembunyikan wahyu). Artinya para nabi dan rosul itu pasti menyampaikan seluruh ajaran Aliah SWT sekalipun! mengakibatkan jiwanya terancam. Dan katakanlah kepada orangI orang yang telah diberi Kitab dan kepada orang-orang yang buta hurujl "Sudahkah kamu masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam berarti mereka telah mendapat -petunjuk, tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. (QS. 3/Ali Imron: 20)
  4. Fathonah (bijaksana), mustahil jahlun (bodoh). Artinya, para nabi dan rosul itu bijaksana dalam semua sikap, perkataan, dan perbuatannya atas dasar kecerdasannya. Dengan demikian mustahil mereka dapat dipengaruhi oleh orang lain.

Satu sifat jaiz para nabi dan rosul, yaitu arodhul Basyariyah, artinya mereka juga memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia pada umumnya seperti: makan, minum, tidur sakit, dan lain-lain sebagainya.

Nabi Ibrohim as

Ia lahir di Babylonia (bagian selatan Mesopotamia,sekarang Irak) pada masa pemerintahan Namrud bin Kan’an bin Kusy, seorang raja yang menyatakan diri sebagai Tuhan. Bapak Nabi Ibrohim as. bernama Azar, seorang pembuat patung untuk sesembahan. Pada masa itu kaumnya memang menyembah patung.

Ketika Nabi Ibrohim as. menginjak dewasa, Allah SWT meresapkan wahyu ke kalbunya. Mulailah terbuka pikirannya, bahwa hanya Allah-lah Tuhan seru sekalian alam yang patut disembah. Sejak itu ia berusaha meluruskan akidah orang-tua dan kaumnya. Dia (Ibrohim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, "Apakah yang kamu sembah ?" Mereka menjawab, "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa telcun menyembahnya." Dia (Ibrohim) berkata, "Apakah mereka mendengarmu ketika kamu berdoa kepadanya? Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat atau mencelakakan kamu?" Mereka menjawab, "Tidak, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat begitu." (QS. 26/Asy-Syuaro: 70- 74)

Setelah ajakannya tidak didengar, pergilah Nabi Ibrohim as. ke tempat pemujaan dan menghancurkan semua berhala yang ada. Atas perbuatannya itu, Nabi Ibrohim as. dikenakan hukuman bakar hidup-hidup oleh Raja Namrud bin Kan’an bin Kusy, penguasa negeri Babilon saat itu. Atas kehendak Allah SWT, Nabi Ibrohim tidak terbakar api, beliau malah keluar dari tumpukan abu sisa pembakaran dalam keadaan kedinginan.

(Ingatlah) tatkala Ibrohim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrohim melaksanakannya dengan baik. (QS. 2/Al-Baqoroh. 124) Ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Ibrohim as., cukup banyak dan beragam. Beberapa di antaranya yang terasa sangat berat adalah menghadapi kekafiran bapaknya sendiri, dan raja Namrud, kemudian turunnya perintah menyembelih anaknya sendiri, Ismail. Sekalipun itu hanya sebagai peristiwa disyariatkannya berkurban.

Ketaatan Nabi Ibrohim as. yang luar biasa menjadikannya hamba yang terpilih. Tidak ada orang yang membenci agama Ibrohim melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Dan sungguh Kami telah memilihnya*) di dunia, dan sesungguhnya di akhirat kelak dia termasuk orang-orang yang saleh. (QS. 2/Al-Baqoroh: 130) Yang dimaksud "Kami telah memilihnya" adalah Allah SWT menjadikan Ibrohim as. memiliki banyak kelebihan, antara lain: ia menjadi imam, rosul, beberapa keturunannya menjadi nabi, dan mendapat gelar kholilullah

Nabi Yusuf as

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayam sungguh aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bm kulihat semuanya sujud kepadaku." (QS. 12/Yusuf: 4)

Yusuf teramat tampan, dan berbudi luhur. Selain itu ia da Benyamin adalah anak yatim, sehingga Nabi Ya`qub lebih menyayangi keduanya. Kasih sayang Nabi Ya`qub yang berlebihan membuat anak-anaknya yang lain iri hati. Akibatnya sepakatlah mereka membuang Yusuf ke telaga Jub yan menyerupai sumur.

Yusuf akhirnya ditemukan oleh Musafir yang singgah di sana dan diperjualbelikan di pasar budak Mesir. Lalu ia dibeli oleh seorang Raja Mesir saat itu dan dibawa pulang ke istana. Melihat tanda-tanda kemuliaan pada diri Yusuf, Raja berpesan kepada permaisurinya, Zulaiha, agar memperlakukannya sebagai keluarga sendiri meski ia dibeli di pasar budak.

Menginjak dewasa, Yusuf kian gagah dan tampan. Segala gerak-geriknya mempesona. Zulaiha, ibu angkatnya, terpikat padanya. Kasih sayangnya yang semula berupa kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, berubah menjadi kasih sayang seorang wanita terhadap dambaan hatinya. Zulaiha pun selalu berusaha agar Yusuf bersedia melayani nafsu birahinya, namun tidak pernah berhasil.

Luapan keinginan Zulaiha mencumbu Yusuf yang tidak terpenuhi, membuatnya sangat tersiksa. Maka memohonlah Zulaiha kepada Raja agar memenjarakan Yusuf. Permintaannya dikabulkan, dan Yusuf pun tidak keberatan. Yusuf berkata, "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu-daya mereka, niscaya akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh." (QS. 12/Yusuf 33)

Suatu malam Raja bermimpi melihat 7 ekor sapi gemuk- gemuk, dimakan oleh 7 ekor sapi kurus-kurus serta melihat 7 batang gandum hijau dan 7 ekor batang gandum kering. Tidak seorang pun yang dapat menafsirkan makna mimpi tersebut, selain Yusuf.

Dia (Yusuf) berkata, "Agar kamu bercocok-tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa, kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya (disimpan), kecuali sedikit untuk kamu makan." (QS. 12/Yusuf: 47) Ayat ini mengemukakan isyarat untuk berhemat dan menyimpan yang baik untuk menghadapi masa sulit yang akan datang. "Kemudian sesudah itu akan datang tujuh (tahun) yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan." (QS. 12/Yusuf. 48) Maksudnya tujuh tahun masa amat sulit adalah kemarau panjang yang menghabiskan seluruh simpanan makanan yang ada, kecuali sedikit untuk bibit gandum.

Akhirnya Yusuf dibebaskan dari penjara. Kemudian dia diberi jabatan. Dia (raja) berkata, "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya." Dia (Yusuf) berkata, "Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir) karena sesungguhnya aku orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan." Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri ini (Mesir), untuk tinggal di mana saja yang diakehendaki." (QS. 12/Yusuf 54-56)

Nabi Yusuf as akhirnya dapat membawa Mesir mengatasi masa-masa sulit dengan baik. Bahkan penduduk dari negeri sekitarnya saat itu, termasuk saudara-saudaranya, juga meminta bantuan bahan pangan kepadanya. Dari situlah Nabi Yusuf as. oleh Allah SWT dipertemukan kembali dengan orang-tuanya dan saudaranya sekandung, Benyamin. Dan dia (Yusuf) berkata, "Wahai ayahku, inilah takwil mimpiku yang dulu itu. Dan Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sungguh Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskanku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dan saudara-saudaraku." (QS. Yl/Yusuf 100)

Nabi Hud as

Nabi Hud as diutus meluruskan akidah Kaum `Ad yang terkenal memiliki fisik kuat dan menempati wilayah yang subur, sehingga hidup makmur. Hanya saja mereka menyembah dan mempertuhankan berhala. Selain itu kehidupan mereka menganut hukum rimba, yang kuatlah yang berkuasa. Dan kepada kaum `Ad (Kami utus) Hud, saudara mereka. Dia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah. Tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" (QS. 7/Al-A`rof: 65)

Kaum Ad selalu menganggap Nabi Hud as. pendusta yang tidak patut didengar tutur katanya. Karena itu Allah SWT menurunkan adzab dalam dua tahap. Pertama, berupa kekeringan hebat. Lalu Nabi Hud as. meyakinkan kaumnya bahwa itu awal siksaan yang diturunkan Allah SWT dan akan dicabut jika mereka bertobat dan beriman kepada-Nya. Namun mereka tidak percaya, maka turunlah azab berikutnya berupa angin topan yang dasyat selama tujuh malam delapan hari yang memusnahkan Kaum Ad yang zalim beserta harta kekayaan mereka. "Ingatlah, Kaum `Ad itu ingkar kepada Tuhan mereka. Sungguh, binasalah kaum `Ad, umat Hud itu.`` (QS. 11 /Hud: 60).
 
Nabi Sholeh as.

Setelah Kaum Ad musnah akibat kedurhakaan mereka, negeri mereka menjadi tandus. Kemudian negeri itu dihuni dan dibangun kembali oleh Kaum Tsamud hingga subur dan makmur. Mereka menempati rumah-rumah bak istana dengan kekayaan yang melimpah-ruah. Dan sebagaimana kaum `Ad, mereka juga menyembah berhala. Untuk meluruskan aqidah mereka, Allah SWT mengutus Nabi Sholeh as. Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka Sholeh. Dia berkata: "Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya." (QS. 11/ Hud: 61).

Kaum Tsamud mengabaikan dakwah Nabi Sholeh as, bahkan mereka menantangnya untuk menunjukkan mukjizat kenabiannya. Atas izin Allah SWT, Nabi Sholeh as. dapat mendatangkan seekor unta betina yang besar. (Nabi Sholeh berkata) "Wahai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai  mukjizat untukmu. Sebab itu biarkan dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang menyebabkan kamu segera ditimpa (azab)." (QS. 11/Hud: 64)

Tetapi Kaum Tsamud mengabaikan peringatan tersebut. Bahkan mereka menantang dengan menyembelih unta itu. Dia (Sholeh) berkata, "Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari.  Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan." (QS. 11 /Hud: 65). Setelah tiga hari Allah SWT menimpakan azab kepada mereka. Satu hari sebelum diturunkannya azab tersebut, Nabi Sholeh as. beserta keluarganya dan orang-orang yang- beriman mengungsi ke sebuah tempat di Palestina. ``Kemudian suara yang mengguntun menimpa orang-orang yang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya." (QS. 11 /Hud: 67)

Nabi Adam as

Ialah manusia pertama yang di.ciptakan oleh Allah SWT dari tanah, lalu ditiupkan roh kepadanya. Adam juga dijadikan nabi dan rosul yang pertama. Kemudian dari tulang rusuk Adam, Allah menciptakan manusia kedua berjenis kelamin wanita untuk menemaninya. Adam memberi nama wanita itu: Hawa, artinya orang yang kurindukan. Selanjutnya Allah menikahkan keduanya dengan saksi para Malaikat.

Adam dan Hawa juga diizinkan menetap di surga, dan diberi kebebasan menikmati segala isiriya, kecuali memakan bu ah khuldi. Kami berfirman, "Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu didalam surga dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim." (QS. 2/Al-Baqoroh: 35) Pohon tersebut tidak dapat dipastikan, sebab Al-Qur`an dan hadits tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thoha ayat 120, tapi itu nama yang diberikan oleh setan. Zalim artinya aniaya. Orang yang zalim ialah orang yang melakukan perbuatan aniaya, yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

Larangan memakan pohon itu dimaksudkan guna menguji sejauh mana kemampuan Adam dan Hawa menahan hawa nafsu dan ketaatan mereka kepada Allah SWT. Atas bujuk-rayu iblis yang telah bersumpah akan menyesatkan umat manusia, Adam dan Hawa melanggarnya. Itulah dosa pertama yang dilakukan oleh umat manusia.

Atas pelanggaran tersebut, Allah menjatuhkan hukuman kepada Adam dan Hawa dengan menurunkan mereka ke dunia. Dia (Allah) berfirman: ``Turunlah kamu berdua dari surga bersama- sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku itu, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka". (QS. 2Q/Thoha: 123) Adam dan Hawa diperintahkan oleh Allah SWT turun ke bumi dengan diberi petunjuk supaya mereka dan keturunannya tidak sesat.

Adam dan Hawa menyadari kesalahan yang mereka perbuat, maka mereka bertaubat. Keduanya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-or­ang yang rugi." (QS. 7/Al-A`rof: 23)

Adam as. dan Hawa dikarunia empat orang anak. Keturunan mereka yang pertama lahir kembar, Qobil (lelaki) dan Iqlima (perempuan). Sesudah itu lahir pula anak kembar, Habil (lelaki) dan Labuda (perempuan). Sesudah keempat anaknya dewasa, Nabi Adam AS mendapat petunjuk dari Allah SWT agar menikahkan Qobil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima. Tetapi Qobil menolak pernikahan itu karena Iqlima lebih eantik dari Labuda. Lalu Adam as. menyerahkan masalah tersebut kepada Allah SWT yang menyuruh kedua putra Adam itu berkurban. Barangsiapa yang kurbannya diterima, maka dialah yang berhak menentukan jodohnya.

Untuk berkurban itu, Qobil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya, sebaliknya Habil

mengambil seekor kambing yang paling disayanginya di antara binatang peliharaannya. Maka Allah SWT menerima kurban Habil, dan dialah yang berhak menentukan jodohnya.

Qobil yang tidak puas atas kejadian itu, berkeinginan membunuh Habil. "Maka nafsu (Qobil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) mem­bunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi." (QS. 5/Al- Ma`idah: 30)

Itulah pembunuhan pertama dalam sejarah manusia. Melihat saudaranya meninggal dunia, Qobil merasa bingung tidak tahu apa yang harus dia lakukan terhadap jenazah saudaranya. Al­lah SWT yang tidak in gin mayat hamba-Nya yang saleh itu tersia- sia, maka ia memberi petunjuk kepada Qobil cara memper­lakukan mayat Habil. Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qobil), bagaimana seharusnya dia menguburkan mayat saudaranya. Qobil berkata, "oh, celaka aku. Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Maka jadilah ia termasuk orang yang menyesal. (QS. 5/Al- Ma`idah: 31)

Nabi Ismail as

Ia putra Nabi Ibrohim as., dari istri keduanya yang bernama Hajar. Dengan kelahiran bayi Ismail, istri pertama Nabi Ibrohim yang bernama Siti Sarah cemburu. Lalu ia meminta kepada suaminya agar memindahkan Hajar dan anaknya ke tempat yang jauh. Atas petunjuk Allah SWT, Ibrohim as. menempatkan Hajar dan anaknya di tengah Padang Pasir Mekah, dekat bangunan suci yang sekarang dikenal Ka’bah. Beliau sendiri kembali ke Palestina untuk menemui Siti Sarah.

Ketika bekal makanan dan minumannya habis, Hajar bersusah-payah ke sana ke mari mencari air. Berkat pertolongan Allah SWT melalui Malaikat Jibril, seketika muncullah mata air yang jernih di dekat Ismail. Mata air yang bernama sumur zam zam itu, sejak ditemukannya hingga kini tidak pernah mengalami kekeringan.

"Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Ismail di dalam Kitab (Al- Qur’an). Sungguh dia seorang yang benar janjinya, seorang rosul dm nabi. Dan dia menyuruh umatnya (mendirikan) sholat dan (membayar) zakat, dan dia sorang yang diridhoi di sisi Tuhannya" (QS. 19/Maryam 54-55)

Semasa Nabi Ismail masih anak-anak, Nabi Ibrohim as mendapat perintah dari Allah SWT agar menyembelihnya. Baginya perintah tersebut merupakan ujian yang teramat berat. Sekalipun begitu dia bertekad melaksanakannya. Atas kehendak Allah SWT jua, Nabi Ismail mendukungnya. Maka tatkala anal itu (mencapai umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrohim) berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyem­belihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?" Dia (Ismail) menjawab, " Wahai bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Al­lah) kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." (QS. 37/Ash-Shoffat: 102)

Setelah nyata ketaatan dan kesabaraan Nabi Ibrohim as dan Nabi Ismail as., maka Allah melarang menyembelih Nabi Ismail as. Untuk meneruskan kurban, Allah menggantinya dengan seekor sesembelihan (Kambing). "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelahan yang besar." (QS. 37/Ash-Shoffat 107). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada Hari Raya Haji (Idul Adha)

Nabi Ismail as menikah dengan seorang wamta yang berasal dari Suku Jurhum, anak pendatang baru di kawasan sumur zamzam itu. Ia menjadi penjaga sumur zam zam yang semakin hari semakin banyak pengunjungnya. Menurut riwayat, Nabi Ismail wafat pada usia 137 tahun.

Nabi Ilyas as

Ia diutus Allah SWT memperbaiki akidah salah satu suku dari Bani Israil yang mendiami sebuah kota Ba`labak. Mereka ini menyembah berhala bernama Ba`i. Namun, betapa pun gigih Nabi Ilyas berdakwah, kaumnya tidak mau mendengarkannya.

Dan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rosul. (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba`i? Dan kamu tinggalkan (Allah) sebaik-sebaik pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu?" Tetapi mereka mendustakannya (Ilyas), maka sungguh, mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa). Dan kami abadikan untuk Ilyas (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, "selamat sejahtera bagi Ilyas". (QS. 37/Ash-Shoffat: 123-130)

Nabi Ilyasa as

Ia putra dari paman Nabi Ilyas. Melaksanakan Dakwah setelah Nabi Ilyas pulang ke Rahmatullah. Karenanya dalam berdakwah ia berpegang pada syari`at dan metode Nabi Ilyas, Al-Qur`an tidak menguraikan panjang lebar tentang Nabi Ilyasa. Hanya diberitakan, Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth, masing- masing Kami lebihkan (derajatnya) di atas manusia lain (pada masanya). (dan Kami lebihkan pula derajat) sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka (menjadi nabi dan rosul) dan mereka Kami beri pentunjuk ke jalan yang lurus" (QS. 6/Al-An`am: 86)

Nabi Yunus as.

Ia diutus oleh Allah SWT menyampaikan kebenaran kepada penduduk kota Niwana yang terkenal sangat makmur. Karena dakwahnya tidak membawa hasil, akhirnya Nabi Yunus pergi meninggalkan mereka dengan marah. Kemudian ia ikut berlayar pada sebuah kapal. Kepergian Nabi Yunus tanpa seizin Allah itu membuat kapal yang ditumpanginya diombang-ambingkan gelombang.

Para awak kapal dan nelayan di kapal itu yakin, ada orang berdosa beserta mereka. Untuk mengetahui siapa yang berdosa maka diadakanlah undian dengan ketentuan yang namanya keluar akan dibuang ke laut. Secara kebetulan Nama Nabi Yunus yang keluar. Mereka semua tidak percaya, karena ia seorang Nabi. Untuk itu diulanglah undian sampai tiga kali, namun yang keluar tetap nama Nabi Yunus. Maka Nabi Yunus dibuang ke laut, dan ditelan ikan hiu.

Dalam perut ikan Hiu itulah Nabi Yunus bersujud dan i`tikaf, memohon ampun kepada Allah. Beberapa hari kemudian, ia dikeluarkan Allah SWT dari perut ikan Hiu dalam keadaan sakit. Setelah sembuh, kembalilah ia berdakwah kepada kaumnya. Atas kehendak Allah, berimanlah semua kaum Nabi Yunus yang berjumlah sekitar seratus ribu orang. "Dan (ingatlah kisah) Zunnun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah. Lalu dia mengira bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam suasana yang sangat gelap (maksudnya di dalam perut ikan), "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang- orang yang beriman. (QS. 21 /Al-Anbiya`: 87)

Nabi Syu`aib as

Ia salah seorang Nabi dari bangsa Arab, terkenal sebagai juru pidato di antara para nabi, karena kebolehan dan kefasihannya dalam berdakwah, Allah mengutusnya untuk membimbing penduduk Madyan, sebuah desa di daerah Ma`an, di pelosok negeri Syam.

Penduduk Madyan yang rata-rata pedagang, selain kafir juga sangat curang dalam mu`amalat. Mereka tidak segan-segan mengurangi timbangan dalam menjual barang. Tapi Nabi Syu`aib tidak mampu mengubah keadaan ini sepenuhnya. Selain tidak mau mendengar ajarannya, orang-orang kafir juga mengancam sesamanya apabila mengikuti Nabi Syu`aib. Nabi Syu`aib sendiri tidak lepas dari ancaman kejahatan mereka.

Allah SWT tidak pernah membiarkan orang-orang beriman dalam kesulitan. Maka diselamatkanlah Nabi Syu`aib dari para pengikutnya. Kemudian Allah SWT mengazab penduduk kafir Madyan. "Maka ketika ke-putusan Kami datang, Kami selamatkan Syu`aib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Sedang orang yang zalim dibinasakan oleh suara yang mengguntur, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya." (QS.ll/Hud: 94)


Nabi Ayyub as.

Ia seorang yang kaya raya. Tanah, ternak, dan keturunannya teramat banyak. Walaupun begitu Nabi Ayyub luar biasa takwa kepada Allah SWT sampai para Malaikat sepakat menggelarinya sebagai manusia terbaik pada zamannya.

Karena Allah SWT menghendaki Nabi Ayyub lebih suci agar dapat dijadikan contoh ketaatan oleh umat manusia, maka Iblis diizinkan merampas semua harta kekayaan Ayyub. Secara berangsur-angsur habislah kekayaan Ayyub. Namun beliau hanya berkata: "Wajarlah Allah mengambil kekayaanku, karena semua itu, milik-Nya."

Atas izin Allah, Iblis kemudian memusnahkan seluruh keturunan Nabi Ayyub, namun beliau tetap bersabar. "Sudah sepantasnyalah Allah SWT mematikan, karena Dialah yang menghidupkan." Terakhir kali iblis menebarkan berbagai macam penyakit ke tubuh Nabi Ayyub hingga ia lumpuh dan hanya terkapar di pembaringan. Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana." (Allah berfirman), "Hentakkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum." (QS. 38/ Shod: 41-42)

Maka memancarlah air dari tempat Nabi Ayyub menghentakkan kakinya. Lalu beliau mandi dengan air itu dan meminumnya. Sembuhlah penyakit yang dideritanya. Kemudian Allah SWT juga mengganti semua miliknya yang telah musnah.

"Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan Kami lipat-gandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat." (QS. 38/Shod: 43)

Melihat kesabaran Nabi Ayyub yang luar biasa, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dia sebaik-baik hamba. Sungguh dia sangat taat (kepada Al­lah)." (QS. 38/Shod: 44)

Nabi Zulkifli as
Al-Qur`an tidak banyak mengisahkan riwayat Nabi Zulkifli, dan kepada siapa ia diutus. Ahli tarikh hanya menyebutkan, bahwa beliau putra Ayyub. Allah SWT menamakan Zulkifli, karena ia selalu melaksanakan beberapa perbuatan baik yang dibebankan kepadanya. "Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Zulkifli, mereka termasuk orang-orang yang sabar. Dan Kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sungguh mereka termasuk orang-or- mg yang saleh." (QS. 21/Al-Anbiya`: 85-86) Dan ingatlah Ismail, Ilyasa, dan Zulkifli. Sem uanya termasuk orang-orang yang paling baik. (QS. 38/Shod: 48)

Nabi Sulaiman as

la anak Nabi Dawud as. Satu-satunya Nabi yang menerima segala kenikmatan dari Allah SWT secara sempurna. Pertama Nabi Sulaiman mewarisi tahta kerajaan ayahnya. Kedua, ia bisa bicara dengan segala macam binatang. "Dan Sulaiman mewarisi Dawud, dan dia (Sulaiman) berkata, "Wahai manusia,kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh (semua) ini benar-benar karunia yang nyata." Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. (QS. 27/An-Naml: 16-17)

Ketiga, ia memperoleh kekuasaan untuk mengendalikan angin. Allah SWT juga menundukkan jin, dan setan untuk melayaninya. Itulah sebabnya, ia dapat mengikat setan-seti kafir guna mencegah kejahatan mereka. "Dan (Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami berkahi padanya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan (Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) segolongan setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu. Dan Kami yang memelihara mereka itu." (QS. 21/Al- Ambiya’: 81-82)

Suatu ketika Nabi Sulaiman diberitahu oleh burung Hud-hud, bahwa di Yaman terdapat kerajaan Saba’ yang istana dan singgahsananya sangat megah penuh permata. Namun penguasanya, Ratu Bilqis beserta rakyatnya menyembah matahari. Maka Nabi Sulaiman mengutus burung itu mengantarkan surat yang isinya mengajak Ratu Bilqis tunduk kepada Allah SWT. "Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri." (QS. 27/An-Naml: 30-31)

Surat Nabi Sulaiman berisi:
a) ajakan menyembah Allah Yang Maha Esa;
b) larangan berlaku sombong karena mempunyai pasukan yang kuat dan hebat; dan
c) memanggilnya menghadap untuk menyatakan penyerahannya kepada Allah SWT.
Selang beberapa waktu kemudian datanglah utusan Ratu Bilqis membawa hadiah-hadiah besar, namun semua itu ditolak oleh Nabi Sulaiman. Kepada Ratu Bilqis, para utusan itu menceritakan kemegahan istana Nabi Sulaiman, dan ajakan beliau untuk menyembah Allah SWT. Mendengar penuturan para utusannya, yakinlah Ratu Bilqis bahwa Sulaiman adalah seorang Nabi. Lalu Ratu Bilqis mengajak para pejabat penting kerajaan menghadap Nabi Sulaiman untuk menyatakan keimanan mereka.

Mengetahui keberangkatan Ratu Bilqis ke negerinya, Nabi Sulaiman meminta kepada para stafnya untuk mengambil istana ratu Bilqis. Dia (Sulaiman) berkata, "Wahai pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?" Ifrit dari goloirgan jin berkata,"Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu. Dan sungguh aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya." Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum mata mu berkedip." (QS. 27/An-Naml: 38-40)

Lalu Nabi Sulaiman meminta pembantunya untuk mengubah sedikit singgasana itu. Ketika Ratu Bilqis tiba, bertanyalah Nabi Sulaiman, "Beginikah istanamu?"

"Agaknya, itulah," Ratu Bilqis tercengang keheranan. Yakinlah ia bahwa Nabi Sulaiman benar-benar seorang utusan Tuhan terbukti dengan mukjizatnya itu. Maka tunduklah Ratu Bilqis kepada Nabi Sulaiman, dan sejak saat itu ia menyatakan keimanannya.

Nabi Musa as, dan Nabi Harun as.

Fir`aun, Raja Mesir saat itu bermimpi kerajaan dan rakyatnya habis dilalap api, sedang Bangsa Israil sebagai pendatang masih utuh. Ahli nujum kerajaan menafsirkan, akan lahir seorang anak lelaki keturunan Israil yang akan menghancurkan kekuasaannya, Mendengar ramalan itu Fir`aun memerintahkan pasukannya membunuh setiap bayi lelaki yang lahir dari keturunan Bangsa Israil. Karena itu Yakabad, istri Imron yang keturunan Israil terpaksa menghanyutkan bayi lelaki yang baru dilahirkannya dalam sebuah peti di sungai Nil.

Atas kehendak Allah SWT bayi tersebut terdampar di dekat taman istana dan ditemukan Asyiah, istri Fir`aun. Melihat ketampanannya, Asyiah meminta kepada suaminya untuk mengangkatnya sebagai anak, sebab mereka belum dikaruniai anak. Fir`aun mengabulkan, dan bayi itu diberi nama Musa.

Setelah Musa dewasa, Allah SWT mengangkatnya sebagai rosul. Lalu memberinya mukjizat berupa tongkat yang bisa berubah menjadi ular raksasa. Tongkat itu pun bisa membelah laut. Kemudian ia diperintahkan menyadarkan Fir`aun yang men-Tuhan-kan dirinya. Untuk tugas berat ini, Allah SWT mengangkat Harun, saudara Musa ini menjadi Nabi guna membantunya.

Dakwah Nabi Musa dan Nabi Harun tidak berhasil] meluruskan akidah Fir`aun, meski mendapat banyak pengikut Melihat kenyataan itu Fir`aun takut kehilangan wibawanva Maka dia memimpin langsung bala tentaranya mengejar Nabi Musa dan Harun serta pengikut mereka yang diam-diam berangkat hijrah ke Palestina guna menghindari kekejaman j Fir`aun.

Semula jarak antara pasukan Fir`aun dan rombongan Nabi Musa sangat jauh, namun mereka berhasil hampir mengejarnya. Akhirnya rombongan Nabi Musa terhadang oleh lautan luas. Saat itu Allah memerintahkan Nabi Musa memukulkan tongkatnya pada laut, maka terbentanglah jalan penyeberangan.

Setelah rombongan Nabi Musa sampai di seberang laut sedangkan pasukan Fir`aun masih di tengah jalan penye­berangan, Allah memerintahkan Nabi Musa memukulkan tongkatnya kembali. Maka jalan penyeberangan itu berubah menjadi laut seperti keadaannya semula. Musnahlah Fir`aun bersama pasukannya ditelan gelombang lautan.

Berikut di antara ayat Al-Qur`an yang menceritakan tentang Nabi Musa as. dan Harun as. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung." (QS. 4/An-Nisa`: 164) Allah berfirman langsung dengan Musa as. merupakan keistimewaan Nabi Musa as. Karenanya ia disebut "Kalimullah". Sedangkan para rosul lainnya mendapat wahyu dari Allah melalui Malaikat Jibril as. Nabi Muhammad saw. pernah berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari waktu mi`roj.

"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Musa di dalam Kitab (Al- Qur`an). Dia benar-benar orang yang terpilih, seorang rosul dan nabi. Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung (Sinai) dan Kami dekatkan dia untuk bercakap-cakap. Dan Kami telah meng­anugerahkan sebagian rahmat Kami kepadanya, yaitu (bahwa) saudaranya, Harun, menjadi seorang nabi." (QS. 19/Maryam: 51) Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan pembicaraan yang terang (langsung)."

Nabi Ya`qub as.

Suatu hari tejadilah pertengkaran antara Ya`qub dan kakaknya, Al-Ish. Agar tidak berkelanjutan, atas anjuran istrinya, Nabi Ishaq mengizinkan Ya`qub pergi ke Laban, paman dari ibunya yang tinggal di Haran, Irak. Di sanalah akhirnya Ya`qub menetap.

Setelah dewasa Ya`qub ingin menikahi putri Laban tercantik, bernama Rahil. Namun ia terpaksa dikawinkan lebih dulu dengan putri Laban yang tertua bernama Laiah. Syariat ketika itu memang tidak melarang seorang lelaki menikahi dua wanita sekandung. Laiah dan Rahil, masing-masing memiliki seorang budak wanita pemberian orang-tuanya, yaitu Zulfa dan Balha. Kedua budak tersebut kemudian dihadiahkan kepada Ya`qub untuk dinikahi.

Dari keempat istrinya itu, Ya`qub dikaruniai 12 orang putra. Mereka adalah 1) Rubil, 2) Yahuda; 3) Syam`un; 4) Lawi; 5) Yusuf; 6) Benyamin; 7) Yasakho; 8) Zabulun; 9) Dana; 10) Naftali; 11) Kal; dan 12) Asyar.

Tentang Nabi Ya`qub as., Al-Qur`an menceritakan, "Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrohim, Ishaq, dan Ya`qub yang memiliki kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi). Sungguh Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan) akhlak yang tinggi kepadanya, yaitu selalu mengingatkan (manusia) ke negeri akhirat(QS. 38/Shod: 45-46)

Adakah kamu menyaksikan ketika Ya`qub mendekati kematian berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang akan kamu sembah sepeninggalku? "Mereka menjawab,  "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek-moyangmu Ibrohim, Ismasil, dan Ishaq, (yakni) Tuhan Yang Esa dan kami hanya Islam (berserah diri) kepada-Nya."(QS.J Al-Baqoroh: 133)

Tahun, Bulan, Hari, Islam

Sejarah Timbulnya Mazhab  
Ketika masa Rosululluh masih hidup, tidak dikenal adanya aturan wajib, sunat, mubah, makruh dan haram. Umat Islam waktu itu hanya mengenal isitilah "ittiba’" artinya mengikuti petunjuk dan perilaku Rasulullah. Aturan hukum yang 5 tersebut, muncul setelah Rasul wafat, digolong-golongkan oleh ahli hukum. Setiap dari kaum muslimin yang bertanya akan suatu aturan pada waktu itu, langsung dikerjakan tanpa bertanya lagi akan hukum dan alasannya. Mereka tidak tertarik dengan hal-hal yang bersifat filosofis atau perincian yang njlimet. Dalam menentukan sebuah aturan atau menjawab sebuah pertanyaan, Rasul tidak memberikan jawaban yang sangat detail dan kaku, namun lebih bersifat umum. Hal ini baru diketahui hikmahnya, seperti halnya Al Quran yang memberikan aturan secara garis besar, maka Rasul pun (hadits) memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada generasi selanjutnya dalam menentukan sebuah aturan secara khusus dengan metode nalar dan logika (ijtihad). Namun demikian, walaupun beliau memberikan kebebasan seluas-luasnya, ada aturan yang mesti dipegang yakni :
"Hendaknya kamu mengikuti sunahku dan sunnah khulafaurasyidin yang mendapat petunjuk dimasa kemudian dariku" (HR Ahmad, Abu Daud, AtTurmuzi, Ibn Majah).
Karena apa yang disampaikan Rasul masih ada yang bersifat umum ditambah pengetahuan akan nalar/qiyas orang berbeda-beda maka timbullah pemahaman yang berbeda pula. Penyebabnya adalah alasan geografis atau tempat tinggal, dimana orang-orang yang jauh dari wilayah Rasul secara logika akan lebih sedikit mendapatkan informasi akan sebuah aturan permasalahan (hadits) dibanding dengan orang yang dekat dengan Rasul. Karena perbedaan inilah, timbul golongan-golongan dengan pemahaman berbeda yang kemudian disebut mazhab. Awal mula timbulnya mazhab ini bersifat kedaerahan dipimpin oleh seorang yang paling menonjol dalam bidang hukum. Mazhab paling besar pada waktu itu adalah Mazhab Iraq dan Mazhab Hijaz. Mazhab Hijaz memakai pendekatan aturan/qiyas berdasarkan hadits yang sudah ada, sedangkan mazhab Iraq berdasarkan nalar/logika. Penggunaan nalar lebih condong dipakai mazhab Iraq, karena hadits yang beredar di Iraq pada waktu itu sangat sedikit karena sulitnya distribusi hadits yang memang masih dari mulut ke mulut. Setelah itu, timbulah mazhab-mazhab baru dan yang paling masyhur serta diakui sebagai ahli sunnah wal jamaah adalah mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali.
Para ahli hukum telah sepakat bahwa ke empat Imam tersebut, telah diakui sebagai imam mujtahid yang memenuhi syarat keilmuan dalam melakukan ijtihad, karena ahli dalam hukum Islam serta mempunyai pengetahuan yang sangat luas tentang syari’at Islam. Mazhab beliau sudah dienal di seluruh pelosok dunia dan tidak menjadi permasalahan di seluruh pelosok dimana kaum muslimin berada.
Jadi dapat difahami bahwa mazhab yang sudah berujud kitab-kitab berjilid-jilid yang sekarang banyak beredar (kitab kuning) bukan masalah baru dalam Islam. Dia bukan dinding pemisah yang menjauhkan umat Islam dari Quran dan hadits, namun justru dengan sumber-sumber itulah, umat Islam ditunjukan bagaimana cara memahami Al Quran dan hadits dengan benar secar ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan, bukan berdasarkan nalar pribadi masing-masing. Wallahu a’lam.

Tahun Hijriyah
Tahun Hijriyah adalah kalender Islam yang didasarkan atas peredaran bulan (qomariyah). Maka tidaklah salah apabila ada yang j menyebutnya tahun Qomariyah. Tahun Hijriyah dihitung dari hijrahnya Nabi Muhammad saw. sebagai tahun pertama. Penetapan tahun hijriyah dilakukan pada masa pemerintahan Kholifah Umar bin Khotthob, tepatnya pada tahun keempat ia berkuasa, yakni hari Kamis, 8 Rabi’ul Awal tahun 17 Hijriyah. Sebelum penetapan tahun Hijriyah, dari masa ke masa dihitung berdasarkan peristiwa - peristiwa penting. Seperti penamaan " Tahun Adzan" sebagai tahun pertama, karena pada saat itulah disyari’atkan azan. Atau penamaan "Tahun Wada" yang artinya "perpisahan" sebagai tahun kesepuluh. Sebab, pada ma sa itulah, Nabi Muhammad Rosululloh saw. melaksanakan haji wada’.
Tahun Hijriyah terdiri dari 12 (dua belas) bulan dengan jumlah hari 30 dan 29 yang silih berganti setiap bulan. Penetapan bulan sebanyak 12 ini, sesuai dengan firman Allah SWT, "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ada dua belas. dalam ketetapan Allah sejak hari Dia mencintakan langit dan bumi. Di antara bulan-bulan itu, ada empat bulan yang dihormati (Zulqoidah, Zulhijjah, Muharrom, dan Rojab). Itulah ketetapan agama yang lurus. Maka janganlah kamu manganiaya diri (maksudnya mengerjakan perbuatan yang melanggar kehormatan bulan-bulan itu dengan mengadakan peperangan) pada bulan-bulan itu. Perangilah kaum Musyrik itu semuanya sebagaimana mereka memerangimu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-or- ang yang bertakwa.’’ (QS. 9/At-Taubah: 36)

Hari-hari Besar Islam 
SEBAGAI umat Islam, sudah sewajarnya jika kita wajib mengetahui asal-usul hari-hari besar Islam, serta menghormatinya. Sebab kalau bukan kita sendiri yang menghargai, siapa lagi?
A.    1 MUHARROM, adalah hari pertama tahun baru hijriyah. Sayang sekali pada setiap malam tahun baru Hijriyah, hanya segelintir umat Islam yang merayakannya. Sementara itu, dalam setiap malam tahun baru masehi kita turut serta menye- marakkannya. Sungguh memprihatinkan. Alangkah baiknya setelah mengetahui hal ini, kita juga tergugah mengadakan peringatan tahun baru Hijriyah untuk mensyiarkan agama Is­lam
B.     10 MUHARROM, disebut juga hari Asyuro. Keistimewaan 10 Muharrom diterangkan dalam hadits riwayat Abu Huroiroh, bahwa Allah SWT. telah mewajibkan Bani Israil berpuasa sehari dalam satu tahun, yakni pada hari Asyuro. Aisyah menuturkan, "Hari Asyuro adalah hari puasa orang Quraisy dizamanjahilliyah, dan Rosulullah saw. mempuasakannya. Ketika tiba di Madinah, beliau mempuasakannya dan menyuruh orang banyak mempuasakannya.’’ (HR. Muslim). Dengan demikian berpuasa pada hari Asyuro, hukumnya sunnah.

10 Muharrom dianggap hari besar Islam karena pada hari ini banyak terjadi peristiwa penting:

 1)  Allah SWT menjadikan Arasy.
 2)  Allah SWT menjadikan Malaikat Jibril as.
 3)  Allah SWT menjadikan Lauh Mahfuzh.
 4)  Hari pertama Allah SWT menciptakn alam.
 5)  Hari pertama Allah SWT menurunkan rahmat.
 6)  Hari pertama Allah SWT menurunkan hujan.
 7)  Nabi Adam as. bertobat kepada Allah SWT, dan tobatnva diterima, sehingga ia bersih dari dosa.
 8)  Nabi Idris as. diangkat oleh Allah SWT ke tempat yang tinggi.
 9)  Nabi Nuh as. diselamatkan oleh Allah SWT ketika banjir merendam umatnya yang zalim.
 10)  Nabi Ibrohim as. diselamatkan oleh Allah SWT dari pembakaran Raja Namrud.
 11)  Allah SWT menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa as.
 12)  Nabi Yusuf as. dibebaskan dari penjara Mesir, setelah meringkuk beberapa tahun akibat fitnah Siti Zulaiha.
 13)  Nabi Ya’qub as. disembuhkan oleh Allah SWT dari kebutaan yang dideritanya akibat berpisah dengan putranya, Nabi Yusuf as.
 14)  Nabi Ayub as. disembuhkan oleh Allah SWT dari penyakit yang dideritanya.
 15)  Nabi Yunus as. dikeluarkan dari perut ikan paus, setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam.
 16)  Allah SWT mengizinkan Nabi Musa as. membelah Laut Merah untuk menyelamatkan diri dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya.
 17)  Kesalahan Nabi Dawud as. diampuni oleh Allah SWT.
 18)  Nabi Sulaiman as. dikarunai Allah SWT kerajaan yang besar.








C.     12 ROBIUL AWAL, Hari Maulid (kelahiran) Nabi Muhammad saw.
Peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad saw. pertama kali diselenggarakan oleh Sultan Salahuddin al Ayyubi (orang Barat menyebutnya: Saladin) ketika menghadapi pasukan salib yang dihimpun dari seluruh Eropa pimpinan Richard "Si ITati Singa". Dalam acara ini diceritakan kembali riwayat kelahiran dan per­juangan Nabi Muhammad saw. yang patut diteladani. Acara tersebut sebagai sarana mengobarkan semangat juang dan berkorban, untuk menyelamatkan Islam. Hasilnya sangat positif. Salahuddin al Ayyubi berhasil memimpin tentera Islam memasuki Yerusalem.
Hukum memperingati Maulid Nabi saw. menurut Al Hafish As Sayuthi dalam kitabnya, Al Fatawa adalah bid’ah hnsanah (bid’ah yang baik), karena tujuannya untuk membesarkan dan meneladani Nabi Muhammad saw. Firman Allah SWT, "Sesung­guhnya telah ada -pada (diri) Rosulullah saw. teladan yang baik bagimu, (ialah) bagi orang-orang yang berharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (QS. 33 Al-Ahzab: 21).
15 Sya`ban
Kebesaran hari ini diterangkan oleh Nabi Muhammad Rosulullah saw. "Malaikat Jibril mendatangiku pada malam Nishfu (15) Sya`ban, seraya berkata, `Hai Muhammad, malam ini pintu-pintu langit dan
pintu-pintu rahmat dibuka. Bangunlah dan sholatlah, angkat kepalamu dan tadahkan dua tanganmu ke langit`." Rosulullah saw. bertanya,

"Malam apa ini, Jibril?``

Jibril menjawab, "Malam ini dibukakan 300 pintu rahmat. Tuhan mengampuni segala kesalahan orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali tukang sihir, tukang nujum, orang bermusuhan, orang terus-menerus minum khomer (arak atau minuman keras), terus-menerus berzina, memakan riba, durhaka kepada ibu- bapak, orang yang suka mengadu domba dan orang yang memutuskan silaturohim. Tuhan tidak mengampuni mereka sampai mereka tobat dan meninggalkan kejahatan-kejahatan itu."
Nabi Muhammad Rosulullah pun keluar, lantas mengerjakan sholat (sendirian) dan menangis dalam sujudnya, seraya berdoa, "Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab dan siksa-Mu serta dari kemurkaan-Mu. Tiada kubatasi pujian-pujian kepada-Mu sebagaimana Engkau telah memuji diri-Mu. Maka bagi-Mu segala pujian-pujian itu hingga Engkau rela." (Al hadits). Oleh karenanya malam tersebut sangat baik untuk beribadah dan memohon ampunan dari Allah SWT.
F
17 ROMADHON, Hari Nuzulul Qur`an. Pada malam 17 Romadhon itulah pertama kali diturunkan ayat Al-Qur`an ketika Nabi Muhammad Rosulullah saw. menyepi di Gua Hiro, Jabal Nur, sekitar enam kilometer dari kota Mekah.
 G. 1 SYAWAL, HARI RAYA IDUL FITRf. Pada hari itu Allah bersihkan segala dosa umat Islam yang telah menunaikan puasa Romadhon sebulan penuh dan membayar zakat fitrah, sehingga seperti bayi yang baru lahir.
 H.
10 DZULHIJJAH, HARI RAYA IDUL ADHA disebut juga Idul Qurban. Kata Dzulhijjah berasal dari bahasa Arab, Dzul (punya) dan Hijjah (haji). Artinya, "yang punya haji". Nama-nama Hari Islam Sebagaimana nama-nama hari dalam kalender masehi, dalam kalender hijriyah juga ada tujuh hari. Berikut kami paparkan nama- nama hari dalam kalender hijriyah:
  1. Ahad (satu) atau Minggu atau awai menurut bangsa Arab kuno. Pada hari itu:
    • Allah menciptakan alam semesta.
    • Allah menciptakan bintang-bintang.
    • Allah menciptakan api neraka.
    • Allah menciptakan bumi yang ke tujuh.
    • Allah menciptakan samudra dan lautan yang ketujuh.
    • Allah menciptakan anggota badan manusia yang ke tujuh.
    • Allah menciptakan hari yang ke tujuh.
  2. Itsnain (dua) atau Senin, atau Ahwanu menurut bangsa Arab kuno. Pada hari itu:
    • Nabi Idris as. dinaikkan Allah ke langit.
    • Nabi Musa as. mengunjungi bukit Tursina.
    • Bukti ke-Esa-an Allah diturunkanlah surat Al Ikhlas: Qul huwallahu ahad.
    • Nabi Muhammad saw. dilahirkan.
    • Wahyu pertama disampaikan Jibril kepada Nabi Muhammad saw.
    • Nabi Muhammad Rosulullah saw. wafat.
  3. Tsulatsa (tiga) atau Selasa, atau Jabbar menurut bangsa Arab kuno. Pada hari itu:
    • Nabi Yahya as. terbunuh.
    • Nabi Zakaria as. tewas terbunuh.
    • Tukang-tukang sihir Fir’aun terbunuh.
    • Asiah, isteri Fir’aun terbunuh.
    • Lembu kaum Bani Israil disembelih.
    • Habil anak Nabi Adam as. terbunuh.
  4. Arba’a (empat) atau Rabu, atau Dabbar menurut bangsa Arab kuno. Pada hari itu:
    • Qorun hancur binasa.
    • Fir’aun dan bala tentaranya tenggelam dalam lautan.
    • Raja Namrud pada masa Nabi Ibrohim as. ditewaskan nyamuk.
    • Umat Nabi Saleh as. yang zalim dihancurkan oleh Jibril dengan teriakan keras.
    • Syahdad bin ’Ad musnah.
    • Umat Nabi Hud as. yang keras kepala dimusnahkan oleh Allah dengan hembusan badai topan.
  5. Khamis (lima) atau Kamis, atau Mu ’annas menurut bangsa arab kuno. Pada hari itu:
    • Nabi Ibrohim as. memasuki kerajaan Mesir.
    • Saudara-saudara Nabi Yusuf as. menemuinya.
    • Bunyamin menemui Nabi Yusuf as. di Mesir.
    • Nabi Ya’qub as. bertemu kembali dengan Nabi Yusuf as.
    • Nabi Musa as. memasuki Mesir.
    • Rosulullah saw. memasuki Mekah.
  6. Jumu’ah (berhimpun) atau jum’at, atau ’Urubah menurut bangsa Arab kuno. Pada hari itu:
    • Nabi Adam as. menikah dengan Siti Hawa.
    • Nabi Yusuf as. menikah dengan Zulaikho.
    • Nabi Musa as. menikah dengan Siti Shofura anak Nabi Syu’aib as.
    • Nabi Sulaiman as. bin Dawud as. menikah dengan Siti Balqis, ratu kerajaan Sabak.
    • Rosulullah saw. menikah dengan Siti Khodijah, dan ’Aisyah.
    • Ali bin Abi Tholib ra. menikah dengan Fatimah.
  7. Sabtu (memotong) atau Syair menurut bangsa Arab kuno. Pada hari itu:
    • Nabi Nuh as. diolok-olok oleh kaumnya.
    • Nabi Saleh as. ditipu umatnya.
    • Nabi Yusuf as. ditipu saudara-saudaranya.
    • Nabi Musa as. ditindas oleh Fir’aun.
    • Nabi Isa as. (Yesus Kristus) diperdaya oleh kaum Yahudi.
    • Nabi Muhammad saw. menjadi topik bahasan kaum kafir Quraisy.
Hanya saja patut disesalkan, sekarang ini sebagian besar umat Islam lupa dengan nama-nama bulan/hitungan tahun hijriyah. Untuk itu apabila anda mengaku seorang muslim sudah seharusnya berusaha memasyarakatkan kembali nama-nama bulan dan hitungan Tahun Hijriyah. 27 ROJAB, Hari Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad saw.

’’Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqshoyang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui’’. (Q;S. 17/Al-Isro’: 1).

Pada suatu malam, tanggai 27 Rojab, ketika Nabi Muhammad saw. sedang terlelap, datanglah malaikat Jibril dan Mikail. Kedua malaikat itu membawa Nabi ke telaga zam-zam yang tidak jauh dari Baitullah, Ka’bah. Di tempat itulah dada Nabi Muhammad dibedah, dan hatinya disucikan dengan air zam-zam. Setelah segala "kotoran" hati (sifat-sifat buruk seperti sombong, iri, dengki, rakus, dan lain sebagainya) dihilangkan, Jibril mengisinya dengan ilmu, iman, hikmah, dan keyakinan. Kemudian Jibril membubuhkan cap kenabian pada pundak Nabi Muhammad saw.

Dari telaga zam-zam, mereka berangkat ke Masjidil Aqsho dengan mengendarai Buroq (menurut riwayat Said bin Musayyit, Buroq itu kendaraan Nabi Ibrohim yang biasa dipakai ke Baitullah - Mekah, sedangkan menurut ahli tafsir modern, Buroq berasal dari kata "Barqun" artinya sama yang dalam bahasa In­donesia artinya "kilat"). Di tengah perjalanan Jibril beberapa kali meminta Nabi turun, dan melaksanakan sholat. Setelah itu Nabi saw. naik kembali, kemudian Jibril menerangkan nama-nama tempat sholat tersebut. Pertama, Nabi sholat di Yasrib, yang kemudian terkenal dengan nama kota Rasul: Madinah. Kedua, Nabi sholat di Madyan, tempat Nabi Syu’eb menyiarkan agama dan tempat pohon Nabi Musa untuk berteduh sewaktu dikejar


Fir’aun. Ketiga, Nabi sholat di bukit Thursina, tempat Nabi Musa as. berdialog dengan Allah SWT. Keempat Nabi sholat di Baitlehem, kota kelahiran Nabi Isa Al Masih (juga disebut Yesus Kristus).

Sesampai di Masjidil Aqsho, Nabi Muhammad disambut para Nabi terdahulu dan para malaikat. Mereka lalu melaksanakan sholat dua raka’at berjamaah dan Nabi Muhammad saw. bertindak sebagai Imam. Usai sholat Nabi keluar. Pada saat itu Malaikat Jibril menyuguhkan dua gelas minuman, satu berisi arak dan satu berisi susu. Rosulullah memilih gelas yang berisi susu. Menyaksikan hal itu, malaikat Jibril berkomentar, "Engkau telah memilih fitrah (sifat asai mula kejadian manusia, yakni putih dan suci bersih dari dosa)." Andai Nabi ketika itu memilih gelas yang berisi arak, niscaya banyak dari umatnya yang akan menjadi peminum minuman memabukkan.

Peristiwa tersebut diterangkan dalam sebuah hadis. "Sesungguhnya kepada Nabi Muhammad saw. diberikan dua buahgelas yang masing-masing berisi khomer dan susu, maka Nabi saw. mamandang pada keduanya, lalu diambilnya gelas berisi susu. (Melihat hal itu) Jibril berkata kepadanya, ’’segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kepadamu untuk (memilih) fitrah (kesucian). Jika kamu mengambil khomer, tentu sesatlah umatmu." (H.R. Muslim).

Sesaat kemudian Nabi bersama malaikat Jibril melanjutkan perjalanan mi’roj (alat untuk naik. Yang dimaksudkan adalah alat untuk naik bagi arwah anak cucu Adam as.) ke Sidrotul Muntaha, suatu tempat tertinggi di atas langit ketujuh.

Di langit pertama Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Adam as. dengan pakaian kebesarannya dan duduk di kursi kebesaran. Di langit kedua Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Isa (Yesus Kristus) putra Maryam yang tampak segar-bugar seperti orang habis mancli. Juga bertemu dengan Nabi Yahya as. dan Nabi Zakaria as. Lalu di langit ketiga Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Yusuf as. Di langit keempat Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Idris as. Di langit kelima Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Harun as. Kemudian Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Musa as. di langit keenam. Di langit ketujuh Nabi

Muhammad saw. juga menyaksikan Baitul Makmur, yang setiap harinya dimasuki oleh 70.000 malaikat tanpa keluar lagi. Selanjutnya sampailah Nabi Muhammad saw. di Sidrotul Muntaha.

Setelah menerima perintah sholat 50 kali sehari semalam untuk beliau dan umatnya, Nabi Muhammad saw. kembali turun ke bumi. Di langit keenam, Nabi Muhammad saw. kembali bertemu dengan Nabi Musa as.

"Apakah ada perintah dari Tuhan?" tanya Nabi Musa as.

"Diwajibkan kepadaku dan umatku sholat lima puluh kali sehari semalam." Ungkap Nabi Muhammad saw.

"Mohonlah keringanan pada Tuhan, karena mengerjakan sholat lima puluh kali sehari semalam itu amat berat," saran Nabi Musa as. "Umatku sendiri yang badannya tegap-tegap dan kuat- kuat tidak mampu mengerjakannya."

Atas nasehat Nabi Musa as., Nabi Muhammad saw. kembali menghadap ke Hadirat Tuhan memohon keringanan agar jumlah sholat wajib tersebut dikurangi dengan alasan umatnya adalah umat yang lemah. Allah SWT mengabulkan dengan mengurangi lima sholat, sehingga tinggal 45 kali. Jumlah itupun menurut Nabi Musa as. masih memberatkan sehingga Nabi Muhammad saw menawarnya kembali. Tawar-menawar tentang jumlah shalat wajib terus berlangsung sampai Allah SWT mewajibkan sholat pada Nabi Muhammad saw. dan umatnya sebanyak lima kali sehari semalam.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan:
  1. Isro’, adalah perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho.
  2. Mi`roj, adalah perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Masjidil Aqsho ke Sidrotul Muntaha. Nama-Nama Bulan Islam Penamaan bulan-bulan dalam tahun Hijriyah disesuaikan dengan masa yang sedang mereka (Bangsa Arab) jalani.
  3. Muharrom, nama bulan pertama. Artinya, yang diharamkan atau yang menjadi pantangan. Penamaan Muharrom, sebab pada bulan itu dilarang menumpahkan darah atau berperang. Larangan tersebut berlaku sampai masa awai Islam. Namun larangan berperang pada bulan itu tidak berlaku lagi sejak turun firman Allah SWT, "Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusirmu. (Mekah)." (QS. 2/Al-Baqoroh: 191).
  4. Shofar, nama bulan kedua. Artinya, kosong. Penamaan Shofar, karena pada bulan itu semua orang laki-laki Arab dahulu pergi meninggalkan rumah untuk merantau, berniaga, dan berperang, sehingga pemukiman mereka kosong dari orang laki-laki.
  5. Robi’ul Awai, nama bulan ketiga. Berasal dari kata robi (menetap) dan awai (pertama). Maksudnya masa kembalinya kaum laki- laki yang telah meninggalkan rumah atau merantau. Jadi awai menetapnya kaum laki-laki di rumah. Pada bulan ini banyak peristiwa bersejarah bagi umat Islam. Antara lain: Nabi Muhammad saw. lahir, diangkat menjadi Rasul, melakukan hijrah, dan wafat pada bulan ini juga.
  6. Robi’ul Akhir, nama bulan keempat. Artinya, masa menetapnya kaum laki-laki untuk terakhir atau penghabisan.
  7. Jumadil Awal, nama bulan kelima. Berasal dari kata Jumadi (kering) dan awai (pertama). Penamaan Jumadil Awai, karena bulan ini merupakan awai musim kemarau.
  8. Jumadi Akhir, nama bulan keenam. Artinya, musim kemarau yang penghabisan.
  9. Rojab, nama bulan ketujuh. Artinya mulia. Penamaan Rojab, karena bangsa Arab tempo dulu sangat memuliakan bulan ini.
  10. Sya’ban, bulan kedelapan. Artinya berkelompok. Penamaan Sya’ban karena orang-orang Arab pada bulan ini, lazimnya berkelompok mencari nafkah.
  11. Romadhon, nama bulan kesembilan. Artinya sangat panas. Bulan Romadhon merupakan satu-satu mya bulan tersebut dalam Al-Qur’an. Satu bulan yang memiliki keutamaan, kesucian, dan aneka keistimewaan dikarenakan:
  12. Syawal, nama bulan kesepuluh. Artinya, kebahagian. Mak­sudnya kembalinya manusia ke dalam fitrah (kesucian) karena usai menunaikan ibadah puasa dan membayar zakat serta saling bermaaf-maafan. Itulah yang membahagiakan.
  13. Zulqoidah, nama bulan kesebelas. Berasal dari kata Zul (pemilik) dan Qo’dah (duduk). Penamaan Zulqoidah, karena bulan itu merupakan waktu istirahat bagi kaum laki-laki Arab dahulu.
  14. Zulhijjah, nama bulan keduabelas. Artinya yang menunaikan haji. Penamaan Zulhijjah, sebab pada bulan ini umat Islam sejak Nabi Adam as. menunaikan ibadah haji.